Pandangan nanar melepuh harapan. Kegelisahan menyerbak merasuk hingga tulang rusuk. Ketir yang mendalam menyiratkan duka terpendam.
Langkah kaki gontai tanpa paduan detakan tumit beradu. Sepatu hak tinggi ditanggalkan menyisakan keteplek pendek bersuara berbisik. Mengantarkan serpihan kertas yang tercabik.
Berderit gagang pintu ditarik seolah lantang menjerit. Aku kesepian dalam jejeran panjang tak bertuan. Mata terpana pada kursi terlipat dengan tumpukan cabikan kertas tak berjiwa.
Kapan ada tawa mengiringi elusan lembut dirambut. Usapan sayang dengan mata berbinar. Aku rindu kalian yang kadang pongah mentalu muka meja dengan kepalan bundar bertenaga. Senyum terkembang berujar, "Selamat pagi bu guru."
Kapan sekolah dibuka. Aku menanti berjumpa Senin. Aku rindu upacara dengan menghormat bendera. Letih rasanya bercanda bersama cabikan kertas di meja.
Bandung Barat, 29-09-020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H