Mohon tunggu...
Ade Ira Cahyanti
Ade Ira Cahyanti Mohon Tunggu... Perawat - A nurse

life is about how useful you are

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Sebuah Seni Merawat Lansia

11 Juli 2020   17:51 Diperbarui: 11 Juli 2020   21:44 1279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi lansia (sumber: pixabay.com)

Pernah jadi perawat gerontik!

Ngomong-ngomong, kata Gerontik masih cukup tabu ya di telinga masyarakat luas. Oke kita ganti "begini loh caranya jadi perawat untuk pasien lansia".

Nah kalau begitu sudah tahu kan ya gambarannya? Sudah tahu belum sih? Lho, kok jadi maksa gini ya? Hehe... 

Lagi lagi aku akan bahas seputar duniaku, tapi bukan berarti aku mengetahui segala hal tentang profesiku. Aku hanyalah seorang pemula dalam banyak hal. Dan untuk kesekian kalinya aku mengandalkan pengalaman untuk membuat sebuah artikel. 

Ya, pengalaman adalah guru terbaik. Ajaibnya karena pengalaman pengalaman inilah, aku punya keberanian untuk mulai menulis. He kok jadi bahas yang lain. Kembali lagi ke topik awal ya. Aku akan bahas dari sudut pandangku sebagai perawat dan pengalaman merawat seorang lansia. 

Keperawatan didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan dan suatu seni yang memfokuskan pada mempromosikan kualitas hidup yang didefinisikan oleh orang atau keluarga, melalui seluruh pengalaman hidupnya dari kelahiran sampai asuhan pada kematian.

Keperawatan dikatakan sebagai seni. Maksudnya begini, setiap manusia terlahir ke dunia ini dengan beragam keunikan antara satu individu dengan individu lain memiliki perbedaan. Sehingga bentuk perlakuan dan cara merawat manusia pun tak hanya mengandalkan tenaga dan pengetahuan, tapi juga perlu mengkombinasikan perasaan dan menaburinya dengan bubuk seni. 

Bicara soal merawat lansia, sebenarnya cakupannya luas. Bukan hanya seorang perawat yang bisa memiliki keterampilan untuk merawat lansia. Tapi semua orang juga bisa ikut berperan serta merawat lansia dalam sisi tertentu. 

Menurut Undang-Undang No. 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lansia, Lansia adalah orang yang telah berusia 60 tahun ke atas

Merawat lansia (lanjut usia) sebenarnya tentang bagaimana kita bisa memberikan pengalaman terbaik untuk mereka pada tahap akhir kehidupannya dengan kondisi fisik, psikologi, sosial dan spiritual yang tentu saja sudah dan akan terus berubah. 

Lansia yang dirawat oleh seorang caregiver, yang tak jarang dinilai oleh orang lain sebagai lansia yang keluarganya memiliki kesibukan padat sehingga tak memiliki waktu cukup untuk merawatnya. Padahal kenyataannya tidak juga seperti itu. 

Sebagian besar keluarga lansia yang menggunakan layanan home care ialah sebagai bentuk rasa trust kepada profesi perawat sebagai caregiver yang dinilai mumpuni dalam merawat lansia, apalagi dengan kebutuhan yang spesifik, misalnya lansia dengan penyakit tertentu atau dengan keadaan fisik tertentu baik yang adaptif maupun maladaptif. 

Biasanya, lansia memiliki kebutuhan dan masalah yang bervariasi dan didukung oleh faktor-faktor tertentu seperti kondisi kesehatan, lingkungan, keluarga, ekonomi, pekerjaan, dan lain sebagainya. 

Belum lagi, lansia yang tinggal di panti jompo akan dipandang orang lain sebagai lansia yang tak dipedulikan oleh keluarganya. Wah, Ini pun bukan sebuah persepsi yang tepat ya . 

Justru sebagian lansia memilih untuk tinggal di panti jompo untuk mengisi dan menghiasi masa tuanya bersama dengan "teman-teman sebaya", begitu kata mereka setelah beberapa kali ku ajukan beberapa pertanyaan kepada lansia di panti jompo.

Ilustrasi lansia (sumber: pixabay.com)
Ilustrasi lansia (sumber: pixabay.com)
Sekali lagi, berdasarkan pengalamanku saat menjadi perawat untuk pasien lansia ada sebuah seni menyikapi dan melakukan perawatan untuk lansia secara umum yang sebaiknya dilakukan oleh anggota keluarga lansia di rumah.

Pertama yaitu empati, komunikasi, dan kehadiran. Lansia merupakan orang yang jauh lebih tua sehingga sangat perlu dipahami, dihormati, dihargai dan dikasihi. 

Menunjukan sikap empati ternyata berpengaruh besar terhadap kesuksesan dalam membina dan mempertahankan hubungan saling percaya. 

Ajaklah berbicara dan jadilah pendengar yang baik, bahkan kita juga bisa mengambil hikmah dari perjalanan kehidupannya di masa lampau. 

Tak sedikit lansia yang senang sekali bercerita tentang kisah-kisah keberhasilan serta kegagalan yang diraihnya. 

Belajar dari orang yang sudah melewati manis pahit kehidupan dapat menjadi motivasi hidup bagi sebagian dari kita yang masih seumur jagung. Bukankah begitu?

Di samping itu, komunikasi efektif yang terjalin antara lansia dengan anggota keluarganya merupakan akses yang penting untuk merealisasikan apa yang diperlukan oleh lansia sesuai dengan kebutuhannya. 

Keluarga juga perlu memahami hal apa saja yang berubah seiring dengan usia yang semakin menua. Tak sedikit keluarga yang mungkin kelelahan dalam merawat lansia. 

Namun, kehadiran anggota keluarga dan komunikasi yang terjalin baik akan menghilangkan rasa kesepian dan menghindari dari kesalahpahaman. 

Kedua, dukung lansia agar bisa mengisi hari tuanya dengan kegiatan-kegiatan positif yang disukai, seperti bermain musik, bernyanyi, bercocok tanam, menjahit, berolahraga ringan, beribadah rutin, dan lain sebagainya. 

Fasilitasi lansia agar dapat melakukan kegiatan serta mengisi waktu luang namun tetap disesuaikan dengan keadaan fisik dan toleransinya terhadap aktivitas. 

Berkegiatan seperti ini dapat meningkatkan dan mempertahankan rasa berharga serta percaya diri lansia bahwa sebenarnya usia tak membatasi seseorang untuk tetap melakukan berbagai aktivitas dan berkarya. 

Anjurkan lansia agar tetap bersosialisasi dengan masyarakat dilingkungan rumahnya ataupun berkunjung kerumah sanak saudara yang lain. 

Ketiga, pahami kondisi fisik. Beberapa lansia mengalami perubahan fisik seperti penurunan penglihatan, pendengaran, dan kekuatan otot ataupun perubahan kognitif seperti seperti penurunan daya ingat. 

Oleh karena itu, penting untuk kita agar memodifikasi lingkungan sedemikian rupa. Misalnya seperti penerangan ruangan yang cukup, kebersihan kamar, toilet, dan lingkungan rumah untuk menghindari resiko terjatuh. 

Modifikasi alat makan, alat mandi serta jauhkan barang-barang rumah yang beresiko menciderai. Fasilitasi alat bantu berjalan untuk lansia yang mengalami penurunan kekuatan otot yang sulit ditoleransi. Modifikasi lingkungan agar setiap aktivitas dan kebutuhan lansia terpenuhi tanpa mengabaikan kemandiriannya. 

Oh ya, jangan tersinggung kalau beberapa lansia suka lupa dengan tempat, waktu, bahkan lupa dengan seseorang yang sering ditemuinya. 

Aku pribadi pernah merawat seorang lansia, hingga perawatan bulan ke 6 lansia tersebut bahkan lupa dengan nama suster yang merawatnya setiap hari hehehe. 

Kalau sudah begini ada baiknya tidak membiarkan lansia berpergian sendiri ke suatu tempat tanpa ada yang menemani untuk menghindari lupa alamat, lupa waktu dan hal yang tak diinginkan lainnya.

Keempat, keluarga yang merawat sangat dianjurkan untuk memperhatikan kondisi kesehatan lansia. Apalagi dengan kondisi dan penyakit tertentu. 

Pastikan lansia mendapat nutrisi yang tepat dan pola makan yang baik. Jangan sungkan untuk mencari informasi seputar kesehatan lansia kepada tenaga kesehatan serta kontrol kesehatan rutin dengan manfaatkan bebrapa fasilitas kesehatan seperti posyandu lansia dan lain sebagainya untuk memastikan lansia mendapat pengobatan yang tepat. 

Semoga artikel ini mudah dipahami dan bermanfaat ya. Terima kasih sudah membaca:)

Baca juga Begini Rasanya Jadi Perawat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun