Oleh: Ade Imam Julipar
20-08-18
Kemarin sore setelah proses kegiatan belajar mengajar selesai, beberapa siswa AutoCAD training di tempat saya  tidak langsung pulang. Mereka duduk-duduk dulu di teras sambil ngobrol. Tidak berapa lama saya pun nimbrung ikut mendengarkan mereka mengobrol.
"Pa Ade, apakah penting untuk anak muda belajar filsafat? Sedangkan kita tahu filsafat tidak bisa kita terapkan langsung di dunia kerja. Sesuatu yang tidak praktis. Saya sering baca tulisan pa Ade tentang filsafat di Kompasiana. Apakah filsafat itu berguna? " tiba-tiba meluncur sebuah pertanyaan dari salah seorang siswa.
Filsafat memang bukan sesuatu yang praktis. Apalagi kita kaitkan dengan kebutuhan dunia kerja. Tetapi sesuatu yang tidak praktis, belum tentu tidak berguna. Pun akan halnya filsafat.
Filsafat mengajari kita cara berpikir kritis. Selalu mempertanyakan sebuah realitas yang terjadi di sekeliling kita. Kita jadi terbiasa tidak menelan mentah-mentah informasi yang berseliweran. Apalagi di zaman now ini. Teknologi informasi dan komunikasi sudah sedemikian pesat. Bahkan menurut buku..... (Saya lupa lagi judul dan pengarang bukunya, nanti coba saya cari lagi), perkembangan teknologi informasi dan komunikasi sekarang ini di luar ekspektasi manusia 20 tahun ke belakang. Mereka tidak pernah menyangka akan seperti ini pesatnya.
Informasi yang bertubi-tubi datangnya ini, membuat kita kebanjiran informasi. Sampai kita tidak tahu mana informasi yang benar dan mana informasi yang tidak benar. Nah, disinilah filsafat hadir sebagai dewa penyelamat. Seperti Deus ex machina dalam mitologi Yunani kuno.
Mereka akan mengejar sumber  informasinya. Bukan hanya sebatas mengejar, tetapi akan menggali sebuah informasi sampai ke akar-akarnya. Dan ini adalah salah satu karakteristik dari cara berpikir filsafat: berpikir secara radikal.
Jadi, dengan belajar filsafat kita tidak akan mudah percaya terhadap sebuah informasi. Dengan filsafat kita akan memverifikasi dan  mengkritisi apapun informasi yang beredar di sekitar kita. Kita tidak akan menjadi seperti kerbau yang dicocok hidungnya. Hanya manggut-manggut saja.
Walaupun sumber informasi dari sebuah otoritas, tetap akan selalu ada tanya. Apalagi untuk sebuah informasi yang tidak jelas sumbernya. Dan informasi itu bisa tentang apa saja. Bisa  tentang dunia kerja. Atau bahkan mungkin: informasi tentang kantor dimana kita bekerja.Â