Nah, dari sinilah akhirnya, mau tidak mau, perusahaan harus menandatangani kembali Maintenance contract. Karena jika tidak, aktivitas input dan output data perusahaan  akan terganggu, yang pada gilirannya akan terganggu pula seluruh aktivitas perusahaan. Dan ini bisa berimbas pada keuangan perusahaan. Maka perusahaan pun mengambil keputusan: Lebih baik miring daripada tumpah air di dalam gelas. Dan, dengan terpaksa, mereka pun menandatangani kembali Maintenance contract untuk satu tahun.
Perusahaan sengaja dikondisikan pada situasi dimana mereka tidak bisa memilih. Pilihannya hanya satu: Melanjutkan Maintenance contract. Kalau tidak, ya rasakan sendiri. Jadi perusahaan sudah masuk perangkap. Seperti itulah kondisi yang terjadi.
Ya, seperti inilah wajah asli dan sifat bawaan dari Modal.  Mencari laba dengan segala cara tanpa peduli etika dan moral bisnis. Ternyata walaupun Machiaveli  telah mati ratusan tahun yang lalu, tapi tidak dengan ajarannya. Tujuan menghalalkan cara.