Terkadang sering kita temui orang yang berbicara dengan lancar mengenai apapun dan ternyata ia dalam kendali alkohol. Alhokol dapat membantu seseorang berbicara dan menunjukkan sisi lain yang mungkin tidak bisa ditunjukkan saat dirinya sadar. “Alkohol adalah obat psikoaktif yang paling banyak digunakan” (Santrock, 2002).
Seseorang peminum berefek ketergantungan yang disebut juga sebagai Ketergantungan Psikologis (Psychological Dependence) yaitu keadaan dimana seseorang membutuhkan obat-obatan untuk mengatasi masalah dan stress seperti menggunakan obat psikoaktif. Obat-obatan psikoaktif adalah obat yang mempengaruhi sistem syaraf untuk mengubah keadaan, presepsi dan suasana hati, obat ini juga memiliki peran yang kuat dalam efek ketergantungan seseorang baik secara fisik maupun psikologis.
Braun berpendapat bahwa alkohol bisa membuat tubuh terasa ringan dan membuat pikiran menjadi tenang serta dapat memperlambat proses berpikir dikarenakan efek produksi dopamine. Saat seseorang meminum sesuatu yang mengandung alkohol, zat tersebut akan masuk kedalam tubuh dan diserap oleh usus.
Usus akan memperlambat penyerapan alkohol jika perut dirasa masih terdapat makanan, maka dari itu alkohol akan tetap bereaksi apabila seseorang dalam keadaan perut kosong. Alkohol menyebar melalui pembuluh darah keseluruh tubuh dan memberikan sensasi tenang dan bahagia dalam hitungan menit, tergantung daya tahan tubuh.
Zat ini juga membuat kemampuan seseorang tidak mampu mengambil keputusan secara jernih karena alkohol membuat performa bagian otak di cerebral cortex menurun. Sebanyak apapun alkohol yang dikonsumsi oleh seseorang, ada sekitar 90% - 95% alkohol yang diminum diolah oleh hati, sisanya akan dikeluarkan melalui urin, napas, dan keringat.
Kadar alkohol yang berlebihan meredam fungsi hormone antidieuetik yang fungsinya terbatas, hal tersebut memaksa tubuh perlu mengeluarkan cairan walaupun jumlah alkohol yang dikonsumsi sedikit. Dilansir dari hallosehat, seseorang dapat dikatakan kecanduan alkohol apabila mengonsumsi 3 gelas atau lebih miras dalam untuk wanita, dan 4 gelas atau lebih miras untuk pria dalam satu kali minum.
Ketergantungan alkohol terjadi ketika orang yang kecanduan alkohol telah berkembang ketahap ketergantungan, mempunyai ketidakmampuan untuk mengendalikan minumnya, dan telah mengembangkan toleransinya terhadap alkohol. Hal ini membuktikan bahwa unsur unsur yang terdapat dalam minuman beralkohol dapat menyebabkan ketergantungan bagi peminumnya. Berikut empat tahap alkoholisme :
- Tahap pertama mereka menganggap minum sebagai pelarian.
- Tahap kedua mereka menganggap minum menjadi suatu kebutuhan
- Tahap ketiga mereka menganggap minum tanpa kendali
- Tahap keempat mereka terbiasa minum karena ketergantungan
Tapi apakah alkohol bisa mengubah kepribadian seseorang?
Seorang alkoholik termasuk dalam psikopatologi psikosis yang merupakan suatu penyakit mental yang parah, dengan ciri khas adanya diorganisasi proses pikiran, gangguan dalam emosionalitas, disorientasi waktu, ruang dan person dan dalam beberapa kasus disertai halusinasi , delusi dan ilusi. Bentuk- bentuk psikosis antara lain panic depressive psychosis, paranoia, schizophrenia, paresis, dan alcoholic psychosis (Abdul Mujib, 2006).
Seorang alkoholik cenderung menjadi pribadi yang pemarah dengan gejala yang sama dengan orang berpenyakit paranoid, yang secara jernih mempresepsikan orang lain sebagai ancaman, padahal ia sesungguhnya ia tidak ingin berbuat jahat. Seorang pemarah tidak memiliki pertimbangan pikiran yang sehat dan cenderung berpikir pendek.
Hampir semua daya positif manusia tidak dapat teraktualisasi ketika kemarahan tiba – tiba muncul. Hal tersebut seperti yang disabdakan Nabi dalam hadistnya : “Bukanlah disebut orang kuat yang pandai bergulat. Sesungguhnya orng yang kuat adalah orang yang dapat menahan dirinya ketika ia marah.”(HR.al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah).