2. Tegakkan Aspek-Aspek Prinsip
Pendidikan di rumah, meski memiliki kaitan dengan pendidikan di sekolah, juga memiliki perbedaan dalam hal penekanan.
Orang tua perlu menentukan hal-hal prinsip apa yang mesti dipahami dan dihayati oleh anak.
Saya pribadi meyakini bahwa prinsip pendidikan di rumah adalah dalam ranah pembentukan karakter. Sebab, secara faktual, untuk pertama kalinya kepribadian anak terbentuk secara alami di dalam rumah, melalui hubungan verbal maupun nonverbal dengan anggota keluarganya, terutama orang tua.
Mengajarkan nilai-nilai dan memberi contoh sikap karakter seperti soleh/solehah, lemah lembut, sopan, jujur, bertanggung jawab, bekerja keras, dan memiliki motivasi adalah hal penting yang tidak boleh dilewati oleh orang tua dalam pendidikan anak di rumah.Â
Orang tua, misalnya, bisa saja mentolerir kenyataan bahwa anak mendapatkan nilai matematika yang jelek. Namun, sebaiknya, orang tua tidak bisa menerima jika anak senang bermalas-malasan.
Sederhananya kita bisa katakan seperti ini, "Tidak masalah nilai matematika Adek jelek. Asalkan itu hasil kejujuran, dan Adek tidak menyerah serta terus berusaha memperbaikinya. Belajarlah lebih rajin lagi, dan jangan bosan membaca."
Dialog seperti di atas, akan membekas di dalam hati anak. Dan, pada akhirnya dapat membentuk kepribadian dan mindset yang benar tentang nilai dan usaha.
3. Tolerir Aspek-Aspek Non-Prinsip
Jika aspek prinsip adalah sesuatu yang tidak bisa ditoleransi, maka aspek-aspek non-prinsip adalah segala hal yang bisa dimaklumi. Dan, biasanya bersifat hiburan.