Lalu bagaimana dengan proses membuat ulinya? Soal ini jangan ditanya. Perlu tenaga yang bukan main besarnya.
Setelah menanak beras ketan dalam jumlah banyak, dalam kondisi masih panas, ketan harus ditumbuk tanpa henti. Begitu terus sampai tekstur ketan benar-benar likat. Anak-anak sekolahan yang cuma makan pensil dan kertas jangan coba-cobalah, begitu aku berseloroh.
Ya, begitulah kira-kira kenikmatan tape ketan dan uli tidak lahir dari ruang hampa. Dia diproses dengan--bukan cuma pakai keahlian--tapi juga cinta.
Makanya, bagiku, tape ketan yang dikawini uli merupakan kudapan lebaran tiada banding.
Selamat lebaran. Selamat makan-makan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H