Terdapat banyak sekali peraturan yang dapat dibuat. Untuk efisiensi, Evertson dan Emmer mengajukan empat peraturan yang secara umum sebaiknya ada di suatu kelas untuk menciptakan aktivitas pembelajaran yang lancar. Peraturan tersebut antara lain:
- Hormati dan bersikap sopanlah kepada semua orang;
- Bergegas dan bersiap-siaplah;
- Simaklah dengan seksama sementara siswa lainnya sedang berbicara;
- Patuhi seluruh peraturan sekolah.
Keempat peraturan tersebut masih bersifat umum. Seorang guru dapat mendiskusikan bersama siswa mengenai aturan yang lebih spesifik, dengan mengacu pada peraturan umum di atas, dengan menekankan aspek positifnya (misalnya keuntungan yang sama-sama dapat kita peroleh) ketimbang aspek negatifnya (misalnya kerugian atau hukuman jika melanggarnya). Melibatkan siswa dalam perumusan peraturan kelas sangat menguntungkan karena siswa dapat mengerti lebih jelas alasan di balik suatu peraturan dan lebih mudah menerima dan bertanggung jawab atasnya (hlm. 31-34).
Merencanakan Prosedur Ruang Kelas
Ini merupakan bagian paling detil dan rumit dari Bab ini. Terdapat—menurutku sendiri—banyak (sekali!) hal yang harus diperhatikan dan dikelola untuk menciptakan prosedur yang ideal di dalam kelas—beberapa di antaranya bahkan terlihat remeh. Tetapi bagi Evertson dan Emmer, justru hal tersebut penting untuk diperhatikan karena antara satu bagian dengan bagian yang lain saling berkaitan. Berikut ini beberapa hal yang harus dikelola dengan baik:
Prosedur bagi Penggunaan Ruangan
Beberapa ruang membutuhkan prosedur agar lalu lintas dan pembelajaran di dalam kelas berjalan dengan lancar. Ruang tersebut antara lain (hlm. 35-37):
- Meja tulis guru dan wilayah penyimpanan. Sebaiknya siswa tidak diperbolehkan memindahkan apapun dari meja tulis guru atau wilayah penyimpanan guru tanpa seizin guru.
- Meja tulis dan wilayah penyimpanan siswa. Setiap siswa harus menghormati wilayah siswa lain, termasuk meja dan ruang penyimpanan, serta wajib menjaga kebersihannya.
- Penyimpanan bagi material umum. Perlengkapan seperti gunting, spidol, penggaris, dan sumber daya lain disimpan dengan rapi di ruang penyimpanan seperti laci, dsb. Adanya prosedur yang jelas tentang kapan dan bagaimana perlengkapan tersebut dapat digunakan akan membantu siswa mengelola ruang tersebut secara efektif.
- Keran air minum, wastafel, dan penajam pensil. Sebaiknya fasilitas ini hanya dapat digunakan oleh satu orang siswa dalam satu waktu. Guru juga bisa membatasi penggunaan fasilitas tersebut pada saat presentasi penting di dalam pembelajaran.
- Toilet. Sama seperti fasilitas di atas, toilet digunakan oleh satu orang dalam satu waktu. Adanya penanda toilet sedang atau tidak digunakan akan sangat membantu. Siswa juga harus diajarkan menggunakannya dengan bijak, seperti menjaga kebersihannya, dan mencuci tangan setelah menggunakannya.
- Pusat-pusat dan wilayah perlengkapan. Perlu adanya petunjuk mengenai penggunaan peralatan di pusat, jumlah siswa di satu pusat, serta bagaimana menjaga ruang tersebut tetap bersih, dan bagaimana siswa bergerak dari dan ke suatu pusat.
- Stasiun komputer. Beberapa prosedur seperti bagaimana siswa bergerak dari dan ke stasiun komputer, menggunakannya, atau berbagi dengan siswa lain, perlu dibuat dengan seksama.
Prosedur bagi Pekerjaan Individual dan Kegiatan yang Dipimpin Guru
Pada aspek ini, prosedur yang baik dapat mengurangi hambatan dan distraksi yang kerap muncul dalam pembelajaran. Beberapa prosedur hal yang harus diperhatikan antara lain (hlm. 37-40):
- Perhatian siswa selama presentasi. Prosedur umum seperti “dengarkan baik-baik ketika guru atau siswa lainnya sedang berbicara” sangat dibutuhkan. Aturan agar siswa tidak meninggalkan tempat duduk dan menjaga ruang tetap hening selama presentasi berlangsung juga amat dibutuhkan.
- Partisipasi siswa. Buatlah prosedur yang jelas bagaimana cara siswa mengajukan pertanyaan, berpendapat, atau meminta pertolongan sepanjang presentasi pembelajaran. Yang umum untuk kondisi tersebut biasanya siswa mengangkat tangan terlebih dulu, tetapi guru juga bisa menambahkan variasi, misalnya dengan tambahan alat bantu berupa kartu, bendera, bel, dsb.
- Berbicara kepada sesama siswa. Aturan “jangan bicara” mudah sekali dilanggar. Untuk itu buatlah petunjuk yang spesifik mengenai sampai batas mana suara dari percakapan dapat ditoleransi, terutama yang berkaitan dengan diskusi materi. Petunjuk seperti guru mengangkat tangan atau mematikan sebagian lampu untuk meminta kondisi kelas yang hening dapat juga membantu efektifitas prosedur pada aspek ini.
- Mendapatkan bantuan. Jangan biarkan siswa berteriak lalu berlari ke meja guru untuk meminta bantuan atas hal-hal yang menyulitkan mereka. Hal tersebut akan menggangu siswa lain dan mengacaukan lalu lintas kelas. Pastikan siswa memiliki prosedur yang jelas sebelum meminta bantuan, misalnya dengan terlebih dulu mengangkat tangan.
- Ketika pekerjaan individual telah selesai. Seringkali beberapa siswa menyelesaikan tugasnya lebih awal dari siswa lain, sebelum kegiatan berikutnya diselenggarakan. Untuk mengantisipasi keributan yang mungkin timbul, sebaiknya guru memiliki prosedur yang jelas seperti meminta siswa tersebut membaca sumber pengayaan, atau menjadi tutor bagi siswa lain yang kesulitan.
Prosedur Masa Transisi Bersekolah
- Memulai hari bersekolah. Umumnya kita memulai bersekolah pada pagi hari. Kegiatan-kegiatan ringan yang bersifat rutin amat dianjurkan dalam hal ini. Utamakan siswa melakukan kegiatan-kegiatan di pagi hari yang dapat membangun rasa nyaman mereka. Momen ini bisa diisi dengan bercerita, mendiskusikan topik-topik ringan, sumpah kepatuhan, bermain teka-teki, dsb. Kesemua itu amat penting untuk pembentukan komunitas yang baik dan solid.
- Meninggalkan ruangan. Sebelum keluar ruangan untuk menuju ruang komputer, atau menuju kantin untuk beristirahat dan makan, tetapkanlah satu prosedur yang jelas sehingga tidak terjadi kekacauan atau kebisingan. Sebaiknya siswa keluar dengan berbaris serta menjaga kondisi kelas dan lorong sekolah tetap tenang sehingga tidak menggangu kelas lain. Adanya siswa yang mendapatkan hak istimewa sebagai pemimpin barisan akan sangat membantu. Sebaiknya hak istimewa pemimpin ditentukan secara bergilir, agar siswa termotivasi dan dapat bertanggung jawab.
- Kembali ke ruangan. Setelah siswa kembali ke dalam kelas, sebiknya guru menetapkan satu prosedur yang jelas seperti masuk kelas dengan tertib, serta menetapkan tingkat kebisingan yang dapat ditoleransi. Biarkan siswa melakukan “pendinginan” terlebih dulu sebelum memulai kembali pada fokus akademik. Akan tetapi, siswa harus mengetahui dengan jelas definisi pendinginan yang ditoleransi, sehingga itu tidak menyebabkan terbuangnya waktu dengan sia-sia.
- Mengakhiri hari. Pastikan bahwa pekerjaan dan wilayah siswa telah selesai dan rapi, barang-barang yang siswa bawa pulang sudah dikemas, dan siswa dapat pulang tepat waktu. Lakukanlan perencanaan waktu yang baik, sehingga akhir hari pembelajaran jatuh tepat pada waktunya.
Prosedur bagi Pembelajaran Kelompok Kecil
Pembelajaran kelompok kecil kerap menimbulkan masalah di dalam kelas yang heterogen (misalnya kelompok kecil terdiri dari siswa yang membutuhkan penjelasan lebih rinci melalui pendampingan, sementara siswa lainnya bekerja secara individu) jika tidak didasari dengan prosedur yang baik. Berikut hal yang perlu diperhatikan terkait prosedur pada aspek ini:
- Mempersiapkan kelas untuk kegiatan. Komunikasikanlah dengan seisi kelas bagaimana prosedur kelas dan kelompok kecil akan diselenggarakan. Pastikan materi-materi yang dibutukan telah tersedia sehingga proses pembelajaran berjalan dengan lancar.
- Pergerakan siswa ke dalam dan keluar kelompok. Beri petunjuk kepada siswa mengenai perilaku yang diperbolehkan, seperti: berjalan, jangan bicara, membawa material yang dibutuhkan. Pastikan lalu lintas kelas tetap lancar dalam kegiatan ini.
- Perilaku yang diharapkan dari para siswa dalam kelompok. Mintalah siswa dalam kelompok untuk mencurahkan perhatiannya, dan mengangkat tangan untuk pertanyaan atau pendapat.
- Perilaku yang diharapkan dari para siswa di luar kelompok kecil. Berikanlah tugas individu bagi siswa di luar kelompok kecil. Untuk mengantisipasi kesulitan yang mungkin muncul, tetapkanlah prosedur bahwa siswa satu dengan yang lainnya dapat saling membantu namun dengan tetap menjaga kelas tetap kondusif. Guru juga dapat meminta siswa yang dirasa cukup kompeten untuk menjadi pengawas, yang juga berperan sebagai tutor sebaya.
- Penggunaan material dan perlengkapan. Material dan perlengkapan yang digunakan dalam kelompok kecil umumnya cukup kompleks dan mobil. Pastikan guru membuat prosedur yang jelas mengenai pendistribusian material tersebut: bagaimana alat-alat digunakan, atau materi didistribusikan. Menunjuk siswa untuk bertugas sebagai distributor atau pengawas akan sangat membantu..