Mohon tunggu...
Ade Hermawan
Ade Hermawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya adalah desainer grafis

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Definisi, Jenis dan Manfaat Kontrak Derivatif

24 Maret 2024   19:53 Diperbarui: 24 Maret 2024   19:54 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Kontrak derivatif adalah perjanjian antara dua belah pihak untuk melakukan transaksi di masa depan. Para ahli mendefinisikan kontrak derivatif sebagai instrumen keuangan yang nilainya berasal dari aset lain dan mencakup berbagai jenis seperti opsi, futures, dan swap. Kontrak derivatif memungkinkan para pelaku pasar untuk melindungi risiko, mengambil keuntungan dari fluktuasi harga, dan diversifikasi portofolio investasi. Kontrak derivatif sendiri juga sering digunakan untuk tujuan lindung nilai (hedging), spekulasi, dan arbitrase. Selain itu, kontrak derivatif telah menjadi bagian penting dari pasar keuangan global dan mempengaruhi aktivitas ekonomi di berbagai sektor.

Secara umum, derivatif adalah kontrak keuangan yang nilainya tergantung pada aset yang mendasarinya, tanpa melibatkan perdagangan fisik langsung (Toha, 2019:92). Instrumen ini digunakan oleh berbagai pihak, seperti manajemen investasi, perusahaan, lembaga keuangan, dan investor individu, untuk mengelola risiko dari perubahan harga saham, komoditas, suku bunga, atau nilai tukar mata uang, tanpa harus memengaruhi posisi fisik produk yang menjadi acuan. Jenis utama dari kontrak derivatif adalah option contract (kontrak opsi) dan futures/forward contract (Utomo, 2000:55).

Kontrak derivatif telah menjadi elemen penting dalam pasar keuangan global, memungkinkan pelaku pasar untuk mengelola risiko, berspekulasi, dan menghasilkan keuntungan. Namun, di balik potensi manfaatnya, kontrak derivatif juga menghadapi sejumlah potensi permasalahan yang dapat memengaruhi pasar dan pelaku bisnis yang terlibat di dalamnya. Berikut ini adalah beberapa aspek teoritis yang perlu dipertimbangkan terkait dengan kontrak derivatif:

Penggunaan kontrak derivatif seringkali menimbulkan akun "kerugian dari instrumen derivatif" dalam laporan keuangan (Mahardika, 2018:418). Meskipun tujuan awalnya adalah untuk meminimalkan dampak fluktuasi harga pada akun-akun tersebut, namun implementasinya seringkali menciptakan kerumitan baru dalam manajemen risiko.

Selain itu, pernyataan negatif banyak pihak mengenai instrumen derivatif juga berdampak pada asumsi yang salah terhadap instrumen derivatif. Misalnya pernyataan dari tokoh terkenal seperti Warren Buffet, yang menyebut derivatif sebagai "senjata keuangan pemusnah massal" dapat memengaruhi persepsi publik terhadap instrumen derivatif secara keseluruhan (Mahardika, 2018:418). Hal ini dapat menyebabkan ketidakpercayaan dan sikap antipati terhadap derivatif, bahkan dari pihak-pihak yang tidak memahami sepenuhnya kompleksitas instrumen tersebut.

Di sisi lain, dalam kalangan pengguna derivatif dan controller perusahaan, terdapat juga pandangan negatif terhadap instrumen derivatif. Sebuah survei menunjukkan bahwa sebagian dari mereka tidak melihat derivatif sebagai alat yang efektif dalam mengelola risiko, yang dapat mengarah pada keputusan untuk menghindari penggunaan derivatif dan bersikap pasif terhadap fluktuasi harga.

Tidak hanya itu, kompleksitas dalam menilai dampak penggunaan derivatif terhadap laba perusahaan juga sering terjadi (Sun, Donohoe, & Sougiannis, 2016). Kesalahan dalam penilaian ini dapat membuat manajemen perusahaan enggan menggunakan derivatif, bahkan pada instrumen yang sebenarnya relatif sederhana. Selain itu, pengungkapan penggunaan derivatif dalam laporan keuangan juga menjadi isu yang kompleks. Pengungkapan yang tidak memadai atau tidak jelas dapat menimbulkan ketidakpastian bagi investor dan pemangku kepentingan lainnya, mengenai risiko sebenarnya yang terkait dengan penggunaan derivatif dalam mengelola risiko perusahaan (Charumathi & Kota, 2012).

Selain menghadapi tantangan teknis dan kompleksitas, instrumen derivatif juga sering kali dihadapkan pada sikap negatif dari pihak-pihak yang telah menggunakan derivatif dalam operasi bisnis mereka. Sebuah studi yang melibatkan pengguna derivatif dan pengendali keuangan menunjukkan bahwa sebagian dari mereka tidak melihat derivatif sebagai sarana yang efektif untuk mengelola risiko keuangan (Bezzina & Grima, 2012; Pal & Chattopadhyay, 2014). Di sisi lain, analis keuangan pun tidak jarang melakukan kesalahan dalam mengevaluasi dampak penggunaan derivatif terhadap kinerja keuangan perusahaan (Sun, Donohoe, & Sougiannis, 2016). Tantangan ini menyoroti kompleksitas yang melekat dalam memahami dan mengelola instrumen derivatif dalam konteks perusahaan dan pasar keuangan.

Berbagai pendapat tentang potensi permasalahan pada kontrak derivatif mencakup aspek kompleksitas teknis, evaluasi risiko yang tidak tepat, dan penggunaan spekulatif yang berlebihan. Analisis menyeluruh diperlukan untuk mengidentifikasi dan mengatasi risiko yang terkait dengan perubahan harga aset dasar, ketidakpastian pasar, serta faktor internal dan eksternal lainnya yang dapat mempengaruhi kinerja derivatif. Selain itu, perlunya pemahaman yang mendalam tentang instrumen derivatif dan konsekuensi ekonomi serta keuangan yang mungkin timbul menjadi penting dalam pengelolaan risiko dan penilaian investasi yang akurat.

Adapun untuk faktor faktor yang mempengaruhi kontrak devaratif sendiri dapat berasal dari berbagai aspek ekonomi, keuangan, politik, dan peraturan. faktor ekonomi meliputi fluktuasi suku bunga, inflasi, dan perubahan nilai tukar. di sisi keuangan likuiditas pasar dan kondisi keuangan perusahaan dapat mempengaruhi kontrak derivatif. Kemudian dari aspek politik juga berperan seperti kebijakan pemerintah terkait regulasi pasar keuangan. Terdapat hal lain juga tang perlu dipertimbangkan yakni adalah aspek psikologis dan perilaku pasar. terdapat juga faktor internal perusahaan seperti tujuan bisnis, pengelolaan risiko, dan kebijakan keuangan. Memahami dan mengidentifikasi faktor - faktor ini penting untuk kesuksesan dalam menggunakan kontrak derivatif dan mengelola risiko yang terkait.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun