Pendidikan anak usia dini adalah tahapan pendidikan sebelum pendidikan dasar yang diarahkan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani dengan memberikan rangsangan pendidikan agar anak dapat dipersiapkan untuk melanjutkan pendidikan lebih lanjut. dilakukan melalui jalur formal, informal dan informal.
Menurut Wahyu Lalu dalam (kompasiana.com 9 April 2015), selama proses pembelajaran di kelas, tentunya sistem penilaian pembelajaran yang dilakukan oleh guru atau pendidik akan sangat penting bagi perkembangan anak didik. Kenapa tidak, karena dengan sistem penilaian pembelajaran, para guru atau pendidik di sekolah akan mengetahui bagaimana perkembangan anak didiknya. Apabila suatu pembelajaran yang dilakukan oleh guru tersebut mampu mengembangkan potensi dari peserta didiknya maka hal tersebut akan menjadi suatu kebanggaan tersendiri atas pencapaian yang telah dilakukan oleh guru atau pendidik tersebut.
Evaluasi pembelajaran menjadi hal penting dalam menentukan keefektifan sistem pembelajaran yang diterapkan oleh pendidik. Karena jika pendidik tidak melakukan evaluasi berarti pendidik tidak mengalami kemajuan dalam merancang sistem pembelajaran. Dengan menelaah ketercapaian tujuan instruksional, guru dapat mengetahui apakah proses pembelajaran yang dilakukan cukup efektif untuk menghasilkan hasil yang baik dan memuaskan, begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu jelaslah bahwa guru harus mampu dan mahir dalam penilaian, karena melalui penilaian, guru dapat mengetahui capaian siswa dalam proses pembelajaran.
Adapun model evaluasi pembelajaran di Paud Harapan Bangsa Lamongan meliputi :
*Observasi
Observasi adalah alat atau teknik untuk memperoleh informasi, antara lain observasi adalah pengamatan langsung, lapangan dimana pendidik harus terlibat langsung dalam proses pembelajaran.
*Catatan Anekdot.
evaluasi seperti ini sangat menarik, lebih efektif dan efisien. Pada dasarnya catatan anekdot ini lebih menitikberatkan pada sikap dan perilaku yang dihasilkan dari peristiwa yang dialami oleh anak. Cara anak mengungkapkan peristiwa dapat dilakukan melalui formulir yang telah disiapkan guru, namun akan lebih efektif jika penilaian ini menggunakan gambar. Jadi anak-anak diminta untuk menggambarkan apa yang mereka alami di selembar kertas. Dengan cara ini, anak akan mendeskripsikannya sesuai dengan pengalamannya sendiri, terlepas dari apakah anak menggambar dengan baik atau tidak.
*Percakapan.
Evaluasi percakapan semacam ini juga bisa disebut wawancara, yaitu cara menghasilkan informasi secara tatap muka. Agar siswa tidak takut ditanya sesuatu, guru harus menciptakan suasana santai dengan sangat halus, dan suasana menyenangkan. Akan mudah bagi anak untuk menjawabnya. Dan pertanyaan yang digunakan harus ringkas dan to the point, sesuai dengan karakteristik siswa.
*Penugasan.
Penilaian ini menggunakan penugasan yang biasa digunakan oleh guru PAUD. Namun, dalam tugas ini, guru mungkin tidak mengambil tugas topik yang perlu dipikirkan siswa untuk menjawab tugas tersebut. Jadi, menilai pekerjaan rumah tersebut dapat dilakukan melalui kegiatan sehari-hari seperti membantu ibu membersihkan, dan membantu cara menanam tomat, kacang-kacangan, dll.
*Hasil karya.
Yaitu sebuah karya dari hasil peserta didik yang dapat dijadikan sebuah penilaian. misalnya dalam karya seni Gambar maupun hasil cap-capan dari cat warna, mapun hasil karya yang lain yang dapat diapresiasikan demi menumbuhkan ataupun memotivasi kreativitas yang telah dimiliki oleh siswa
*Portofolio.
Evaluasi portofolio ini bukan hanya digunakan pada jenjang tingkat dasar sampai perguruan tinggi, akan tetapi evaluasi portofolio ini juga digunakan dalam proses evaluasi di PAUD. portofolio ini bisa dilakukan dalam satu semester. Guru akan mengumpulkan data tentang siswa dalam proses pembelajaran dalam satu semester  yang dicatat dalam bentuk tabel.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H