saat awal mencari informasi tentang timpakul, menjadi sangat sulit. timpakul atau tempakul, merupakan sebutan dari ikan yang sebagian besar hidupnya di daratan. akhirnya, pada tahun 2005, seorang kawan, mengabarkan tentang sebutan timpakul dalam bahasa Inggris, yaitu mudskipper. mulailah menggali informasi terkait dengan timpakul. mencari referensi di kampus di kotakayu, tak begitu mudah. belum ada penelitian terkait dengan ikan ini. namun ternyata, beberapa penelitian telah dilakukan di wilayah Sumatera. ketertarikan terhadap satwa ini adalah karena kehidupannya yang sebagian besar berada di daratan. pelabelan negatif diberikan kepada timpakul, umumnya di wilayah yang berbahasa banjar. timpakul identik dengan seorang yang malas dan tidak punya pendirian. dari kenegatifan label timpakul ini jualah, yang kemudian membawa penjelajahan lebih jauh. tahun 16 Oktober 2005, informasi terkait dengan timpakul dituliskan di wikipedia. pada 18 September 2007, sebutan timpakul diganti menjadi Gelodok di wikipedia. katanya nama tersebut lebih umum digunakan. pada 8 Januari 2008, kompas menuliskan tentang timpakul di Kalimantan Selatan. satu hal lain, timpakul merupakan salah bioindikator. beberapa riset terkait ini, ternyata telah dilakukan. keberadaannya yang menghilang dari karangmumus, saat terakhir kali, merupakan indikator ketidaklayakan ekosistem karangmumus. dan timpakul merupakan indikator dari sejarah ekosistem kawasan. masih teryakini bahwa keberadaan timpakul sangat berkaitan dengan terjadinya pasang surut air laut. dan memang, samarinda merupakan bagian dari ekosistem mangrove, dibuktikan dengan keberadaan nipah dan soneratia di tepi mahakam dan karangmumus.
The barred mudskipper (Periophthalmus argentilineatus Valenciennes) is the most common mudskipper species in Tanzania. This mudskipper is an ideal bioindicator for effects on the mangrove ecosystem due to its highly specialised life style and [dare.ube.kun.nl (pdf)]. Periophthalmus waltoni, a bio-indicator fish to marine pollution [trjfas.org (pdf)]. juga ada penelitian lain dari Undip.
sekarang, timpakul menjadi maskot sebuah event internasional. walaupun tak begitu mengetahui latar belakang pemilihan maskot ini, namun menjadi menarik, ditengah terkenalnya orangutan, pesut dan enggang sebagai maskot dari provinsi ini. timpakul, bukan semata seekor satwa. namun bagian dari sebuah kesejarahan evolusi kehidupan. terpinggirkan, diabaikan, dan tak terperhatikan. keberadaannya, menjadi bagian dari kelengkapan kehidupan. namun, menjadi minoritas adalah pilihan. yang memilih meminggirkan dari kehidupan, sambil terus melakukan perlawanan terhadap sistem yang dipandang banyak orang telah stabil.
pada timpakul dari keterpinggiran !
. sebagaimana telah dituliskan di timpakul mahalabiu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H