Malang, sempol juga menjadi jajanan terfavorit di Surabaya. Jajanan ini berasal dari sebuah desa yang bernama Desa Sempol di Malang, Jawa Timur.
Tak hanya populer diJajanan ini berbahan dasar tepung tapioka serta olahan campuran daging ayam dan ikan tenggiri. Sempol disajikan dengan tusuk lidi seperti sate, berhasil memikat hati banyak kalangan yang ingin mencicipinya.
Di Surabaya sangat menjamur penjual sempol, salah satunya di area emperan Jembatan Suramadu. Ada beberapa pedagang sempol yang mangkal di sekitar terowongan tersebut. Namun, hanya satu lapak sempol yang berhasil memikat hati saya.
Ya, di sepeda motornya tertera banner "Sempol 93". Tak hanya menjual varian original, sempol ini juga menyediakan beberapa varian lain seperti sempol mercon, sosis dan puyuh. Per tusuk dibanderol seharga seribu rupiah. Murah banget, kan?
Hal yang membuat lapak Sempol 93 lebih unggul dibandingkan sempol lain adalah rasa ikan tenggirinya sangat pekat. Selain itu, ukuran sempolnya lebih padat dan berisi, tampak lebih gemoy dibandingkan yang lain. Terlebih, balutan telurnya dua kali lebih banyak. Jika dimakan terasa lebih krispi.
Lapak Sempol 93 berlokasi di Jl. Tambak Wedi Baru, di area emperan warkop Suramadu tepat di sekitar terowongan. Gerobak sempolnya terletak di tikungan, tepat di seberang rambu jalan menikung. Ciri khas lapak sempol ini adalah penjualnya sepasang suami istri yang berusia di bawah 40 tahunan.
Cara penyajian makanan ini sebenarnya cukup simpel, tetapi perlu proses penggorengan beberapa kali. Pertama, sempol mentah digoreng dengan api kecil hingga setengah matang, kemudian ditiriskan sebentar sampai minyaknya berkurang. Setelah itu, sempol yang sudah digoreng itu dibaluri telur yang sudah dikocok dalam wadah, kemudian digoreng lagi selama beberapa saat. Tak hanya berhenti di situ, ulangi membalurkan telur pada sempol kedua kali, kemudian goreng hingga matang.
Sempol yang sudah matang biasanya disajikan dengan saus sambal sebagai pelengkap.
Untuk menikmati sempol 93 harus rela antre cukup lama karena lapaknya tak pernah sepi pembeli. Alhamdulillah ....
Sambil menunggu pesanan matang, biasanya saya nongkrong di warkop yang ada di sebelah lapak sempol tersebut. Saat ke sini saya selalu memesan menu yang sama, yaitu es teh jumbo. Itu memang menu favorit saya sebab es teh di warkop tersebut begitu harum dan memiliki ciri khas tersendiri. Terlebih, harganya sangat ramah di kantong. Cukup merogoh kocek 4.000 rupiah sudah dapat segelas es teh jumbo.
Seporsi sempol dan es teh jumbo merupakan padu padan yang pas. Cocok untuk menikmati malam mingguan bersama pasangan. Terlebih, saat suasana semakin ramai akibat lalu-lalang pengendara. Enak banget, bisa nongkrong sambil lihat jalanan.