Seorang teman mengatakan ketika dalam kemarahannya kepada temannya "mau ngana S1, S2, S3 STeler kek, percuma kalau sifat ngana seperti pensil patah".
Membaca tulisan ini membuar saya berpikir dan bertanya dalam hati, apa yang Anda cintai dari pasangan Anda atau Sahabat Anda? atau Ketika Anda menerima sesama Anda, apa yang Anda terima ?
Alkisah adalah seorang yang dirampok dalam sebuah perjalanan. Perampok perampok tersebut mengambil seluruh barang milik korbannya, tidak sampai disitu, para perampok juga memukuli korbannya hingga terluka dan tidak berdaya. Darah menetes, luka dan memar disekujur tubuhnya, jangankan hendak berteriak minta tolong, untuk membalikkan tubuhnya saja, ia tidak kuat. Dalam keadaan tak berdaya, seorang Tokoh agama datang dan melihatnya, namun dalam hatinya berkata "ah mungkin saja orang ini adalah penjahat yang berpura-pura" akhirnya Tokoh Agama ini pun pergi meninggalkannya.
Tidak lama lagi datanglah seorang Pejabat Kaya menghampiri orang yang tidak berdaya, lama ia menatapnya dan ia berkata "apakah untungnya aku menolong dan mengasihi dia". Sama seperti Tokoh Agama ini, ia pun pergi meninggalkan orang yang tak berdaya tersebut. Malam semakin larut dan dingin menyelimuti jalanan yang sepi tersebut. Datanglah seorang Pemabuj menghampirinya dan melihat orang yang tak berdaya tersebut.
Dalam keadaan pengaruh alkohol, Pemabuk tersebut membuka baju yang ia kenakan lalu mebasuh luka lukanya serta menggendongnya dengan penuh semangat. Pemabuk tersebut menggendong orang tersebut menapaki jalan ditengah malam yang dingin dan sepi hingga akhirnya ia sampai disebuah Klinik. Sesampainya diklinik tersebut, ia meminta perawat untuk mengobatinya..
Dokter yang menangani mengatakan orang tersebut harus dirawat. Tanpa berpikir panjang, Pemabuk tersebut mengeluarkan semua uang yang ada disakunya dan memberikannya kepada perawat dan berkata "rawatlah dia sampai ia sembuh, peganglah uang ini ! Besok pagi aku akan kembali dan membawa uang untuk melunasi sisanya" Perawat tersebut menatapt raut muka Pemabuk tersebut dengan rasa ketidak percayaan serta keraguan yang dalam kepada Pemabuk tersebut dengan tegas ia berkata "Apa yang membuat Saya dapat Mempercayai Anda, kalau besok Anda akan kembali dan melunasi kekurangannya??"
Pemabuk itu menatap mata Perawat dan berkata "Apakah Anda menilai Saya sebagai Pemabuk yang Pembohong?? Ataukah Anda menilai bahwa tidak mungkin Saya mengasihi orang yang luka tersebut karena saya tidak mengenalnya?" Akhirnya Pemabuk tersebut menginggalkan Kartu Identitas sebagai jaminan. Keesokan harinya Pemabuk tersebut datang dan membayarkan seluruh biaya perawatan hingga korban perampokan tersebut sembuh serta memberikan uang yang besar kepadanya.Â
Menurut Anda, Siapakah orang yang tulus mengasihi ?? Apakah Tokoh Agama, Pejabat Kaya, Perawat, atau Pemabuk yang penuh kehinaan??
Apakah Anda siap mencintai danatau mengasihi?? Kesalahan yang sering kali kita lakukan adalah kita Siap mencintai danatau mengasihi, namun kita tidak siap menerima keadaan serta tidak siap menanggung resikonya. Mencintai danatau Mengasihi orang lain terkadang dilihat dari kesempurnaannya bukan dilihat dari ketidaksempurnaan serta keadaan yang terburuk sekalipun darinya.
Permasalahan yang timbul ketika Anda siap mencintai dan mengasihi orang lain adalah kecewa karena ternyata orang tersebut tidak sesuao dengan apa yang Anda harapkan. Anda mau mencintai danatau mengasihi namun Anda menginginkan orang yang Anda Cintai selalu sempurna seperti sediakala ketika Anda siap mencintainya.
Atau Anda siap mengasihi orang lain namun Anda ingin orang tersebut seperti apa yang Anda pikirkan. Dengan kata lain sebenarnya Anda belum siap mencintai dan mengasihi. Mengapa ? Karena ketika apa yang Anda berikan tidak sesuai dengan harapan Anda, maka rasa Cinta Kasih tersebut akan luntur dan hilang karena rasa kecewa Anda besar.