Mohon tunggu...
Ade Darmawan
Ade Darmawan Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Administrative staff in a public hospital. 1 wife, 3 children

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Penyelinap Tanpa Etika

25 April 2013   15:22 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:37 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di kamar mandi. Ada yang tak diharapkan. Tubuh kecil berkulit coklat. Menyelinap dan diam. Aku tahu dia menatapku. Kehadirannya tanpa etika. Huh.Niat-niat jahatku pun membumbung. Semburat lintasan pikiran hanya untuk melenyapkannya. Awas kouw

Apakah kecoa ini mengganggu?
Apakah kecoa binatang fasiq?
Apakah aku diidzinkan untuk membunuhnya?

Apakah seekor kecoa asia masuk golongan hama?
Aku merasa geli, jijik, eneq dengannya.
Dia menggerak2kan antenanya
Mengembangkan sayapnya. Ih. Uh
Aku jengkel
Aku ambil air di gayung paling 100 – 150 ml
Aku tuang shampoo paling 2-4 ml
Aku ambil sikat gigi
Batangnya untuk mengaduk buat ramuan berbusa
Kulirik si kecoa
Masih di pojok sana
Tentukan target siraman
Dan
“Byuur”
Kecoa tersiram busa shampoo
Bergerak sebentar
Lemas
Menggelepar sedikit
kakinya gerak2 dikit
Tak semenit

Satu ekor kecoa mati

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun