"Menunggu? hingga kapan?"
Dia berseloroh, dadanya sesak
Tangisnya tercekat, suaranya gemetar
Seluruh badannya bergetar
Air mata mulai mengintip dari balik kelopaknya
Dia memalingkan muka, lalu berucap
"Pergilah, kurelakan meski ku tak rela"
Hari pun berlalu
Dia terjebak dalam ketidakpastian
Tanya tanpa jawab
Hingga akhirnya membias dan merelakan
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!