Mohon tunggu...
Ade Supriadi
Ade Supriadi Mohon Tunggu... Guru - bersahaja

belajar menjadi penulis

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Tele Marketing Bikin Kepala Pusing

16 Agustus 2010   00:14 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:00 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_227574" align="alignleft" width="192" caption="addinie.wordpress.com"][/caption] “ selamat Pagi Pak ,saya Rita dari Bank Asing mohon waktunya sebentar….dst “ atau “ Selamat Anda mendapat fasilitas penawaran kredit dari Bank A sebesar sekian syarat mudah “ itulah ucapan atau kata-kata baik melalui telepon ataupun Via SMS penjualan dengan cara Tele Marketing, masalahnya penawaran melalui telemarketing ini tidak cukup sekali dalam sehari bahkan nyaris 15 kali perhari baik telepon maupun SMS . bayangkan siapa yang nggak puyeng. Inilah akibatnya kalau salah-salah memberikan no handphone atau no telepon rumah ke seseorang yang dianggap di percaya? Mengapa tidak kejadian ini sudah berlangsung lama dan lama sekali ,keajadiannya diawali dengan banyaknya sales –sales yang menawarkan berbagai macam Kartu Kredit dari berbagai macam Bank , maklum 5 tahun yang lalu Kartu kredit ini di tawarkan kesetiap orang tanpa perduli apapun pekerjaannya , bagaikan menjual krupuk aja ? persyaratan tak lagi mempersulit mendapatkan salah satu kartu kredit yang penting isi aplikasi ditambah Ktp dan slip gaji yang menurut salesnya atur aja ? banyak yang terbuai .... Dari begitu banyak aplikasi yang ditawarkan saya tertarik ke salah satu Kartu Kredit yang saya anggap memiliki keunggulan , baik dari bunganya dan lainnya ? (sebenarnya sebelumnya sudah punya beberapa kartu kredit yang akhirnya saya Tutup ) dan untuk yang ini tak segan –segan mengisi data-data dengan lengkap dan otentik lengkap dengan no Handphone yang masih aktif. Saya sih percaya-percaya saja semua data akan dijamin kerahasianya termasuk data-data pribadi. Nah dari sinilah persoalan baru muncul ternyata data-data itu disebarluaskan begitu saja ke yang sales-sales kartu kredit yang lainnya entahlah apakah itu perorangan atau Card Centrenya melalui data basenya yang bisa diakses oleh bank-bank lainnya.dan selanjutnya dimanfaantkan Oleh para operator nya untuk melakukan promosi melalui TELE MARKETING. Semenjak itulah saya dibuat pusing dan barangkali dibuat terganggu , yang tadinya HP itu digunakan dan diperuntukan untuk keperluan komunikasi yang betul-betul efektif,ekh sekarang malah fungsi HP dijadikan sarana untuk menjual, mempromosikan macam-macam barang dagangan termasuk didalamnya penawaran kredit dan kartu kredit yang saya anggap tidak berguna sama sekali. Para Tele Marketer ini secara sporadis dengan suara merdunya atau dibuat merdunya mencoba menawarkan barang Dagangannya, tidak hanya sekali bisa saja dalam sehari bisa menerima 5 sampai 10 kali telepon atau bahkan melalui SMS ...., awalnya saya terima baik-baik penawarannya lama-kelamaan kesel juga maklum mereka tak melihat orang lagi ngerjain apa, punya kesibukan apa , lagi di jalan bawa kendaraaan tahu-tahunya nelpon aja mending kalau ngomongnya sebentar kalau diladenin bisa-bisa satu jam ......siapa sih yang nggak kesel HP selalu berdering nggak diangkat takut istri atau bos yang nelepon kalau urusan ini nggak diangkat pasti deh ngamuk-ngamuk. Segala cara untuk menghentikan SMS atau telponnya dari para Tele Marketer ini sudah banyak dari cara penolakan yang baik-baik sampai saya marah-marah, bahkan saya tutup begitu saja, saya jawab SMS dengan kata-kata yang nadanya kesel.. ekh malah yang berondongan Penawaran tambah Banyak (mungkin kompakan kali) Memang sih saya berpikir untuk mengganti No Hp namun kelihatannya masih berabe untuk konfirmasi no HP yang baru nantinya ke Kolega-kolega yang lainnya maklum lumayan agak banyak.

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun