Mohon tunggu...
Ade Supriadi
Ade Supriadi Mohon Tunggu... Guru - bersahaja

belajar menjadi penulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ihhhh ..Pentungannya Kok Bengkok

31 Mei 2011   03:19 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:02 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

[caption id="attachment_111458" align="aligncenter" width="300" caption="Sumber Google"][/caption]

Merah padamraut wajahnya ditengah kerumunan banyak orang dengan mata penuh penasaran melihat kearahnya , ingin menghindar tak ada lagi celah , ingin berlari tak sanggup lagi melangkah yang pastisosokku hari ini menjadi bahan senyuman bahkan tertawaan untuk mereka.

Saat itu berawal ketika Depe Kecil berkata kepada Bundanya seraya menunjuk ke arahku “ Bunda Lihat celana Om Hans terbuka,”kata Depe Kecil

Dengan refleksnya Om Hans melihat celananya “ ha…. Celanaku ,” begitu kagetnya ketika melihat celana panjang yang dikenakannyaternyata resletingnya dalam keadaan terbuka sehingga” Maaf” Celana dalamnya yang berwarna Pink dengan gambar Hati ini terlihat dengan jelasnya, lebih celaka lagiternyata resletingnya tak lagi bisa digunakan alias macet dan rusak dan Om Hans terpaksa menutupinya dengan kedua belah tangannya, dan kontan sajahal ini menarik perhatian orang-orang sekelilingnya , Jingga, Aciik , Ningwang , ghara dan juga Bunda selsa dengan malu-malu juga ikut memperhatikan tingkah laku Om Hans ini entahlah apa yang dilihat mereka tangannya ataukah yang ditutupinya dengan kedua tangan Om Hans ?.

Rasa malu Om Hans hari itu tidak itu saja ketika Om Hans mampir di warteg pojokan jalan Desa dengan maksud untuk sekedar ngopi dan membetulkan sleting celannya , digelatakannya semua perlengkapan yang tergantung dipinggang borgrol, pentungan dan juga botol minuman maklum hari itu Om Hans sedang dalam keadaan dinas pakaian seragam hansipnya lengkap dikenakannya.

Lagi asyiknya Om Hans membetulkan resleting Celananya datanglah Dorma ke warteg tersebut dan langsung duduk disebelah Om Hans , Dormapun teriak Kaget dan mengaduh Kesakitan “ Aduh ada apa nih yang ngeganjelpantatku ,’ kata Dorma dengan raut wajah kesakitan.

Om Hans tak kalah kagetdan juga sedihketika melihat apa yang diduduki Dorma adalah pentungan yang disayanginyadan pentungannya sekarang tak lagi Indah namun sudah bengkok, bengkok karena diduduki oleh Dorma yang juga wakil Komandan Hansip.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun