Mohon tunggu...
Ade Supriadi
Ade Supriadi Mohon Tunggu... Guru - bersahaja

belajar menjadi penulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cinta Berkalung Clurit (Episode Cinta Rangkat#49)

28 Desember 2010   13:38 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:17 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Betul kata orang ternyata cinta itu buta, karena cinta orang bisa berbuat apapun untuk mendapatkan nya dan segala upaya pengorbanan harta ,benda bahkan nyawa demi cinta semuanya menjadi taruhannya begitu halnya bila cinta ini berkalungkan clurit.
###

Ditengah kegalauan tak ada jawaban yang pasti dari Momm dan Pappi antara setuju dan ketidak setujuan dan tak jua pula memberikan kepastian hari pernikahan Uleng dan Paman Petani membuat keduanya gundah gulana ,perasaan keduanya tak menentu akankah cinta mereka akan berakhir di pelaminan.


Beberapa hari ini Uleng terus menerus sibuk memperhatikan handphonenya yang tak juga berbunyi dengan nada deringnya “ keong racun” ,maklum keong Racun adalah nada dering khusus untuk Paman Petani, dan setiap detik matanya tak beralih dari halaman kompasiana mencari-cari adakah paman petani disana.

Betul sekali Paman Petani beberapa hari ini seolah menghilang tanpa ada khabar jangankan ke yang lain ke Ulengpun tak ada pesan untuknya, wajar kalau uleng khawatir dan wajar pula uleng mencari-cari kemana dirimu paman Petaniku?, tega nian Paman Petani membuat diri Uleng Merindu setengah mati, makan tak enak tidurpun terasa tidak nyenyak (padahal banyak nyamuk).


Begitulah Uleng yang sedang dilanda malarindu, tak ada dokter yang sanggup mengobati hanyalah paman petani Penawar Rindunya (segitunya cinta Uleng ) sebagai buktinya kini di Hidung uleng muncul jerawat rindu,( jerawat ini akan muncul di sekitar hidung bila seseorang mememdam rasa rindunya kepada seseorang).

####
Kerinduan itu berubah menjadi kebahagiaan dan senyuman manis Uleng dibibir menyambut pagi ini ketika Paman Petani muncul di rumahnya, dengan Topi warna coklat ,dibalut jaket kulit buatan sukaregang Garut dan sepatu kets putih paman Petani menghampiri dan duduk di samping uleng.
Tak kuasa dan perasaan malu ketika tangan paman Petani menyentuh tangan Uleng terasa penuh kehangatan dan kedamaian.

“ Dinda Uleng , kakanda mohon maaf kepergiaan kakanda tanpa sepengetahuan Adinda” kata Paman Petani ( oh ya sebenarnya di dunia sana paman Petani dan Uleng selalu menyebutnya Kakanda dan Adinda ,info dari tukang sadap)

“ kakanda justru Pergi untuk memberikan kejutan buat adinda seorang” kata Paman Petani selanjutnya,
“ nggak apa Kakanda, Cuma Dinda khawatir terjadi apa-apa pada diri kakanda tapi syukurlah kalau Kakanda sehat-sehat saja” kata Uleng
“ kejutan apa yang akan Kakanda berikan kepada Dinda “ kata Uleng Penasaran
“ begini Dinda , sebenarnya Kakanda sudah bertemu dengan pappi dan mengobrol lama, papi setuju asalkan kakanda bersedia sepenuh hati untuk tidak melukai hati Dinda sampai kapanpun” kata Paman Petani mencoba menjelaskan
“ pappi sebenarnya berpesan hal ini jangan disampaikan dulu kepada Dinda, namun kakanda juga tak kuat menyampaikan berita bahagia inikepada Dinda” kata Paman Petani dengan Penuh suka cita.


“ hari ini Kakanda datang kehadapan Dinda dengan penuh ungkapan dengan harapan Dinda bisa menerima Kakanda apa adanya, kakanda hanyalah tak lebih sebagai petani biasa yang penuh kekurangan dan kakanda hanya Punya cinta dan kasih sayang kepada Dinda” Paman Petani terasa mempunyai kekuatan untuk berbicara seperti itu , mengalir begitu saja bagaikan air yang mengalir dengan tenangnya.


“ Kakandaku paman Petani, Dinda tak bisa menyampaikan dengan kata-kata namun sikap Dinda yang merindukankanmu setiap saat, mendoakan kakanda setelah sholat bisa membuat kakanda percaya bahwa Dindapun mempunyai perasaan yang sama dengan Kakanda” jawab uleng malu-malu dan raut wajahnyapun merona.

Paman Petani merogoh sakunya dan menyerahkan kotak warna merah hati, dibukanya kotak kecil itu dikeluarkan isinya sebuah Kalung yang terbuat dari Emas Cinta bertaburkan kasih sayang dengan gantungan clurit (Kok Clurit sih Paman Petani, sereem )

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun