Mohon tunggu...
Ade Supriadi
Ade Supriadi Mohon Tunggu... Guru - bersahaja

belajar menjadi penulis

Selanjutnya

Tutup

Politik

Rumah Aspirasi DPR, Rumah Singgah Rakyat

4 Agustus 2010   01:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:20 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tenyata banyak anggota dewan yang sekarang ternyata belum punya rumah , dan konsep rumah yang akan dibangunnyapun berbeda dengan yang rumah yang sudah ada bukan type rumah minimalis , rumah bergaya tradisional ataupun rumah bergaya Eropa……pinter juga anggota DPR dalam memilih rumahnya dan diberi nama Rumah bergaya Aspirasi, Boleh juga tuh idenya….cukup kreatif juga ( kalau nggak pinter pasti tidak akan tepilih dong).

Menurut rencananya Rumah itu akan didirikan didaerahnya masing-masing sesuai dengan DAPILnya….bayangkan berapa banyak Rumah yang akan dibangun ,katanya untuk menampung aspirasi rakyat, supaya masyarakat tidak perlu lagi repot-repot ke jakarta untuk menyampaikan uneg-unegnya kasihan kalau ke Jakarta kan jauh takut nggak punya ongkos dan tak perlu Demo cukup ke Rumah Aspirasi saja katanya (maklum Rakyat kan masih banyak yang miskin dan sengsara jangankan ke Jakarta untuk nyari makan aja susah) ,padahal kita semua tahu yang banyakan aja datang ke gedung DPR tidak terlayani dengan baik apalagi secara perseorangan jangan-jangan nantinya ada tarif Aspirasinya,
ditambah anggota DPR juga tahu sekarang Jakarta Sering Macet jadi agak susah kalau ke Senayan, aduh perhatian banget anggota DPR ini.
Rumah Aspirasi di dapatkan dengan harga Murah kok nggak berat hanya Rp. 200 jutaan / tahun dan untuk membangunya gampang tak perlu mengeluarkan uang kan sudah dibayarin pakai uang Rakyat kan enak tinggal nempatin dan tinggal ongkang-ongkang kaki dan nantinya nerima rakyat di kursinya yang empuk beralaskan jeritan rakyat yang rumahnya hangus terbakar Gas Elpiji yang meledak mendengar keluh kesahnya…dan yang pasti mereka akan bilang "Iya nanti nanti saya akan tindak Lanjutiyang penting nitip nanti saya dipilih lagi , dan dibawa ke senayan uneg-unegnya’ (itupun kalau inget ya/). Belum lagi dari dana itu sudah termasuk biaya operasional, gaji staff gaji Satpam kebayang nggak kalau rakyat mau ke rumah aspirasi ..pasti ditanya oleh Satpam…apa maksudnya, punya KTP nggak ..walah pasti Ribet…paling ujung-ujungnya hanya ketemu dengan staffnya doang..itu juga kalau sempat.
rumah Aspirasi bisa juga menjadi alasan untuk tidak hadir dalam rapat – rapat Paripurna dengan alasan saya sedang berada di Rumah Aspirasi dengerin rakyat, daripada dengerin rapat paripurna yang terkadang nggak jelas tindak lanjutnya.
Konsep Rumah Aspirasi ternyata cukup bagus siapa tahu janda-janda Pahlawan atau mereka yang sudah berjasa pada negara ini yang sampai saat ini belum memiliki rumah bisa ditampung disana , karena mereka akan diusir katanya rumahnya mau dipakai untuk anggota yang aktif.
yang jelas Rumah Aspirasi akan memberikan inspirasi lain untuk membuat program yang baru yang memungkinkan Anggarannya turun..maklum selama ini uang yang diterima masih belum cukup untuk menutupi bekas kampanye yang kemarin dan syukur-syukur buat nabung buat periode berikutnya.kalaupun tidak kepilih lagi lumayannlah rumah aspirasi akan ditempatin seumur hidup tekecuali diusir Polisi/Satpol PP dengan dalih rumahnya mau dipakai untuk anggota yang aktif saja.

terus terang saja saya yang bersalah karena selama ini saya memilih mereka karena fhotonya, spanduk, banner nya banyak yang muncul disekitar rumah saya dan slogannya semuanya demi rakyat. maafkan saya untuk masyarakat Indonesia karena pilihan saya itu terhadap mereka membuat semuanya tidak nyaman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun