Mohon tunggu...
Ade Armando
Ade Armando Mohon Tunggu... Seniman - Mahasiswa

Mahasiswa aktif uin Raden Intan Lampung

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Respons Kebakaran Hutan Tak "Sekebut" Mati Lampu Jakarta

28 September 2019   22:25 Diperbarui: 28 September 2019   22:45 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu foto kathula di Riau (doc.BNPB)

LAMPUNG , PVN Indonesia --  Doni Monardo, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), menyebutkan selama 2019 sudah 328.724 hektare lahan amblas karena kathula atau kebakaran hutan dan lahan.

Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) meluas di Kalimantan dan Sumatera. Kejadian saat musim kemarau 2019 tersebut kembali memicu bencana asap di banyak daerah. Laporan bencana asap pun bermunculan dari Riau, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat pada bulan ini.

Berdasar data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sampai Senin, 16 September 2019, pukul 16.00 WIB, titik panas ditemukan di Riau sebanyak 58, Jambi (62), Sumatera Selatan (115), Kalimantan Barat (384), Kalimantan Tengah (513) dan Kalimantan Selatan (178).

Jumlah titik panas atau hotspot itu menurun dibandingkan data per 15 September 2019, pukul 16.00 WIB. Pada Minggu kemarin, jumlah titik panas di Riau ada 59, Jambi (222), Sumatera Selatan (366), Kalimantan Barat (527), Kalimantan Tengah (954) dan Kalimantan Selatan (119).

Sementara luas karhutla di Indonesia selama 2019, sudah mencapai 328.722 hektare. Dari data itu, kebakaran di Kalimantan Tengah tercatat seluas 44.769 hektare, Kalbar (25.900 ha), Kalsel (19.490 ha), Sumsel (11.826 ha), Jambi (11.022 ha) dan Riau (49.266 ha).

Data yang sama menunjukkan hingga Senin pukul 15.00 WIB, kualitas udara di Pekanbaru (Riau) dan Pontianak (Kalbar) masuk dalam kategori Tidak Sehat, dengan angka ISPU masing-masing 192 dan 160.

Dampak kondisi di level ini umumnya penurunan jarak pandang dan penyebaran luas debu. ISPU pada kategori Tidak Sehat juga terjadi di Kota Jambi, yakni mencapai angka 129.

Dari data data di atas dapat kita lihat betapa luar biasa daruratnya kebakaran hutan ini sangat amat berbanding kebalik dengan mati lampu Jakarta yang tingkat kedaruratan tidak sebanding dengan kebakaran hutan ini, tetapi mengapa pemerintah sangat amat menekan PLN untuk cepat menyelesaikan permasalahan mati lampu tersebut.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) langsung mendatangi Kantor Pusat PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) langsung mendatangi Kantor Pusat PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Di lain sisi menangulangan kebakaran hutan sangat amat lamban padahal bencana ini sudah sering terjadi di setiap tahun tetapi mengapa sangat amat 'lamban' pemerintah merespon ini. Lagi -- lagi pemerintah seakan santai menghadapi masalah besar di negeri ini.

Sungguh amat sangat di sayangkan hutan menjadi aset penting kehidupan manusia terus terusan terlalap si jago merah di setiap tahun nya. Jika di pikirkan lebih dalam aakn banyak kerugian untuk Indonesia bila terus kebakaran hutan terus terjadi.

Sebagai contoh adalah banyak nya orang-orang yang menjadi terkena efek kesehatan  ya karena asap yang di timbulkan dari kebaran itu dan banyaknya orang utan yang kehilangan tempat tinggalnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun