Mohon tunggu...
ade armando
ade armando Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Ade Armando adalah dosen Universitas Indonesia dan Direktur Komunikasi Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Ketika ISIS Harus Berhadapan dengan Tukang Sate, Polisi Ganteng dan Besan di Ciledug

15 Januari 2016   07:48 Diperbarui: 15 Januari 2016   08:58 97226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau ada yang menyatakan bahwa pelaku teror di Jakarta kemarin gagal mencapai tujuan, saya setuju sepenuhnya. Bukan saja kerusakan fisik yang ditimbulkan sebenarnya relatif minimal, tapi mereka sendiri kehilangan sejumlah anggota dan dua orang di antaranya bahkan bisa ditangkap hidup-hidup. Tentu saja kita harus bersedih dengan meninggalnya dua korban. Namun saya percaya mereka tewas dalam cara yang akan membawa mereka langsung ke surgaNya.

Namun yang paling penting, para teroris gagal menciptakan rasa takut yang sebenarnya menjadi tujuan utama sebuah tindak teroris.

Dan itu terjadi karena bangsa ini memang setelah terkejut sebentar, justru membalikkan keadaan dengan mendeklarasikan semangat perlawanan: Kami Tidak takut.

Bom meledak dan tembak-tembakan terjadi sekitar pukul 11 siang. Memang sebentar ada kepanikan. Beredar hashtag #PRAYFORJAKARTA. Di media sosial, beredar keprihatinan, doa, kemarahan, kutukan, himbauan untuk berhati-hati, dan bahkan beragam kabar bohong.

Tapi hanya dalam bilangan jam itu sudah berubah. Alih-alih kepanikan dan ketakutan, yang muncul adalah semangat melecehkan teroris, semengat untuk kembali hidup normal, semangat melawan terorisme secara bersama-sama, semangat bahwa bangsa Indonesia tidak akan tunduk pada kelakuan sejumlah orang radikal fanatik yang ingin menjadikan Indonesia sebagai medan peperangan.

Ini paling baik tergambar dalam foto-foto, joke-joka dan meme yang tersebar di berbagai media sosial. Salah satu yang paling awal adalah gambar tukang sate, tukang kacang, tukang buah yang sedang menjajakan dagangannya di dekat lokasi pengemboman dan baku tembak. Bahkan tergambar di sana aparat keamanan dan rakyat yang dengan tenang membeli makanan yang ditawarkan.

Lantas, muncul pula foto aparat kemanan yang sedang dalam posisi baku tembak dengan teroris, namun dengan latar belakang kerumunan warga yang asyik menonton adegan baku tembak itu. (Belakangan, foto ini disertai teks: “Hanya di Indonesia! Polisi aja ngumpet di belakang mobil. Ini sipil malahan nonton di sampingnya … dikirain lagi syuting film”.)
Setelah itu, secara tak terbendung beredar berbagai joke yang sebagian saya kutip di bawah ini:

  • “Minum kopi di STARBUCKS dibom, minum kopi di kaki lima ditabrak Lamborghini, minum kopi di mall kena sianida. . .TERUS MINUM KOPI DI MANA?????”
  • “Di daerah Ciledug juga baru saja terdengar ledakan keras beruntun bertubi-tubi. Bunyinya keras terdengar dari kejauhan. . . . Disinyalir rombongan besan sudah datang.”
  • “Yang kasihan itu pada waktu bom meledak, melintas pedagang roti. Saking kagetnya, gerobak rotinya tumplek. Datanglah polisi. Karena ada peristiwa ledakan, si polisi bicara dengan membentak-bentak: 'ADA APA INI????' Karena takut si tukang roti menjawab: ‘Ada keju, ada coklat, ada strawberry’…
  • “Breaking news: Barusan ada yang nembak di lobby Hotel Kempinsky….. Tapi ditolak …( Cewenya bilang: mending kita temenan aja)”
  • “Menurut pakar terorisme, pelaku terror diduga miksomunikasi dengan jaringan sel di atasnya. Seharusnya ke Suriah, malah ke Sarinah”.
  • “Dasar teroris Budeg. Diperintah ke Suriah, malah ke Sarinah”
  • “Intelijen adalah pekerjaan yang tak boleh terlihat. Yang jadi pengamat intelijen itu pasti siluman, karena bisa mengamati pekerjaan yang tak terlihat”.
  • “Bagi teman2 yang suaminya memberikan berita terakhir “TERJEBAK TEROR” dan sampai sekarang belum pulang dan HP tidak bisa dihubungi, dapat segera menghubungi posko-posko berikut, mungkin suaminya sedang ‘dirawat’ di salah satu posko ini.” ( Lantas di bawahnya tercatat daftar 17 SPA beserta nomor telepon yang bisa dihubungi).
    “Info penting dari aparat: Tolong hindari pusat-pusat perbelanjaan, restoran-restoran mewah dan tempat-tempat hiburan, karena gajian masih lama”.
  • “Sehubungan dengan adanya bom di Jakarta hari ini, dihimbau agar masyarakat umum untuk sementara waktu menghindari restoran yang berbau Amerika. Demi menjaga keselamatan, dianjurkan untuk mengunjungi restoran tradisional saja, seperti Warung Solo”.
  • “Hari ini, 14 Januari 2016. 14+1 +2016 = 2031. Sekarang ini abad 21 = 31X 21 = 651. Sekarang kita tambahkan keduanya: 651 + 2031 = 2682. Seperti yang kita lihat, tidak ada manfaatnya sama sekali

Sambil waktu berjalan, mulai muncul pula foto-foto aksi para polisi saat melawan para teroris. Foto polisi yang muncul itu memang gagah dan nampak seperti bintang film. Maka pembicaraan di antara pengguna media sosial pun berubah menjadi sang polisi ganteng. Bahkan lahir hashtag #kaminaksir.

Maka begitulah, segenap harapan para teroris agar Indonesia panik dan takut sama sekali tidak tercapai. Karena itu tak berlebihan seorang pengguna facebook menulis: “Negara mana yang habis ada serangan bom lalu timeline rame ngebahas ada polisi ganteng di situ? Cuma Negara gue Indonesia! *teror gagal total”

Dan sebagai penutup ada pula dialog imajiner seperti ini:

“Komandan ISIS nangis hasil kerja para gedibalnya gagal. Ini dialog Komandan ISIS (KI) denga anggota gedibalnya (AG).
KI: Gimana hasil ngebomnya di Jakarta?
AG: Nganu boss. Gak ngefek blas! Lha mereka malah pada ngopi2, rokokan, makan kacang sambil nonton.
KI: *gubrak* (pingsan). “

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun