Mohon tunggu...
Ade Arip Ardiansyah
Ade Arip Ardiansyah Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Jurnalis Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Bahasa dan Perubahan Iklim

14 November 2024   13:25 Diperbarui: 14 November 2024   19:22 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kolaborasi antara ilmuwan dan komunitas lokal menjadi kunci dalam memahami dampak perubahan iklim pada bahasa. Proyek penelitian yang melibatkan ahli bahasa, antropolog, dan ahli ekologi memungkinkan pemetaan perubahan kosakata yang terkait dengan perubahan lingkungan. Di wilayah seperti Amazon dan Arktik, pendekatan kolaboratif ini telah berhasil mengidentifikasi perubahan dalam kosakata yang digunakan untuk menggambarkan flora, fauna, dan fenomena iklim. Menurut peneliti seperti Penny Wong, kolaborasi ini memberikan wawasan yang lebih kaya tentang bagaimana masyarakat lokal beradaptasi secara linguistik terhadap perubahan iklim, sekaligus mendokumentasikan pengetahuan tradisional yang berharga.

Dalam upaya mengatasi perubahan iklim, pendekatan berbasis bahasa dapat membantu mitigasi dan adaptasi. Menggunakan bahasa lokal untuk menyampaikan informasi tentang perubahan iklim dan langkah-langkah mitigasi dapat meningkatkan pemahaman dan partisipasi masyarakat. Kampanye konservasi yang menggunakan bahasa lokal cenderung lebih efektif, karena mereka menggabungkan pengetahuan dan kosakata tradisional yang relevan. Ahli komunikasi lingkungan, seperti Edward Maibach, berargumen bahwa penggunaan bahasa yang familiar dan mengakar dalam budaya lokal dapat menjadi alat yang efektif dalam mengedukasi dan melibatkan masyarakat dalam tindakan iklim yang berkelanjutan.

Perubahan iklim telah memaksa bahasa untuk beradaptasi dengan realitas baru, menciptakan kosakata baru yang mencerminkan krisis ekologi global. Istilah-istilah seperti "climate refugee," "eco-anxiety," dan "carbon offset" menjadi bagian dari percakapan sehari-hari di berbagai komunitas.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun