Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan saat ini ruang BRI untuk melakukan penyaluran kredit UMKM semakin besar. "Kami akan semakin gencar membidik pedagang di pasar tradisional dalam penyaluran kredit. Para pedagang tersebut dinilai memiliki potensi besar dalam mendorong pembiayaan," ujarnya.
Menurutnya pandemi Covid-19 sangat berdampak terhadap para pedagang ini karena banyak orang khawatir pergi ke pasar. "BRI bekerja sama dengan pengelola pasar memberikan edukasi para pedagang pasar untuk mengimplementasikan pemasaran secara online via Web Pasar, mekanisme pembayaran digital serta pengiriman barang ke pembeli," ucapnya.
Menurutnya dua bulan program tersebut berjalan, BRI sudah berhasil melakukan kerja sama dan edukasi di 3.900 pasar di seluruh Indonesia. BRI juga membantu menginformasikan kepada ibu-ibu kalau ingin belanja tidak perlu ke pasar karena telah tersedia kurir yang akan mengantarkan.
"Baru dua bulan saja hasilnya sudah luar biasa. Banyak inovasi yang dilakukan pedagang selama pandemi ini," ucapnya.
Menurutnya digitalisasi yang dilakukan para pedagang tersebut telah memunculkan pekerjaan baru yakni jasa kurir dengan menggunakan ojek yang diberi nama glojek. Sunarso menjelaskan glojek dibantu dilengkapi dengan keranjang dan itu sekaligus dimanfaatkan BRI untuk mempromosikan diri.
"Potensi untuk penyaluran kredit ke pedagang di pasar tradisional masih besar sekali karena jumlah pasar tradisional di Indonesia saat ini mencapai 14 ribu," ucapnya.
Sunarso menambahkan para pedagang pasar tradisional akan didorong BRI melakukan akses pinjaman permodalan melalui Digiku yang baru saja diluncurkan.
"Itu merupakan fasilitas Digital Lending yang tersedia e-commerce bagi pelaku UMKM Digital dikembangkan oleh bank Himbara bekerjasama dengan e-commerce," ucapnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H