Mohon tunggu...
Ade Bagus Kusuma
Ade Bagus Kusuma Mohon Tunggu... -

simpel, eazy, learner.... www.adebaguskusuma.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kenapa Pemilih Muda Memilih Golkar dan Tergiur Nasdem?

9 Juni 2012   05:24 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:12 481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13392193711090071983

Hasil survey Indo Barometer yang di order oleh PDIP untuk melakukan survey terhadap pemilih muda memberikan hasil yang cukup mengejutkan bagi saya. Kamis 7 Juni 2012, Ketua Dewan Pimpinan Pusat Bidang Pemuda PDIP Maruarar Sirait membeberkan hasil survei IndoBarometer untuk PDIP, salah satunya mengenai pemilih muda. “Golkar urutan pertama yang dipilih mereka, yakni dipilih 16,8 persen responden. Disusul PDIP 13,7 persen, Gerindra 9,8 persen, dan Demokrat 4 persen,” beber Maruarar di Kantor Pusat PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan. (berita vivanews). Hasil survey yang hampir sama juga dilakukan oleh Sugeng Saryadi Sindycate, Golkar meraih 23 persen, PDI Perjuangan mendapat dukungan 19,6 persen, dan Demokrat 10,7 persen. Koordinator SSS, Muhammad Dahlan membacakan perolehan partai lain, yakni Gerindra (10,5 persen), PKS (6,9 persen), Partai NasDem (4,8 persen), PPP (3 persen), Hanura (2,7 persen), PAN (2,2 persen), PKB (2 persen), dan lainnya 0,6 persen. Ini tentu sangat menarik untuk diperhatikan, mengingat meningkatnya elektabilitas partai Golkar yang diuntungkan oleh merosotnya citra Demokrat sebagai “Partai Koruptor”.  Namun kenapa generasi muda yang juga sebagian besar terlibat dalam upaya penggulingan partai Golkar 1998, lebih memilih partai Golkar sebagai partai paling dipilih? Tidak memilih PDIP sebagai partai yang sangat konsisten menjadi oposan pamerintah yang diwakili Demokrat dan Golkar? Apakah Konglomerasi Media dari grup bakrie (ANTV, TV One, Viva News) berpengaruh terhadap opini kritis pemuda?.  Generasi seangkatan saya mungkin adalah generasi rasional yang cukup muak dengan sinetron meski sesekali menonton FTV. Munculnya Metro TV dan TV One telah menjadi oase baru bagi generasi muda untuk mengisi kebutuhan informasi dan intelektualnya. Kedua media ini menjadi rujukan pengetahuan dalam memperoleh nformasi, meskipun kedua media ini sangat partisan dan sering melakukan agenda setting. Orang awampun sudah sangat mahfum bagaimana TV One menggempur kebijakan pemerintah dan partai Demokrat habis-habisan. Bahkan opini bahwa pemerintah adalah partai Demokrat terasa cukup dominan di kedua media ini, masyarakat di buat abai dan lupa bahwa Golkar adalah bagian dari kroni pemerintah hari ini. Pencitraan ketua umum Abirizal Bakrie demikian gencar dan sengaja di jauhkan dari pemberitaan yang mengaitkannya dengan derita masyarakat Sidoarjo. Pada titik ini saya masih meyakini bahwa media dari grup bakrie mempunyai pengaruh signifikan terhadap opini pemilih muda. Menarik untuk diamati lagi adalah partai Nasdem yang baru akan ikut pemilu tahun 2014 justru mampu mempecundangi partai PPP, Hanura, PAN, dan PKB. Namun tidak cukup mengejutkan karena Nasdem selain gencar membangun sayap-sayap organisasi kepemudaan juga di back up grup Metro TV dan MNC, sebuah konglomerasi yang cukup mengerikan di dunia media. Media telah menjadi denyut nadi dan suplay darah bagi generasi yang lahir pada arus informasi global saat ini, meskipun banyak media yang hadir baik audio visual maupun online, mainstream pemberitaan tetaplah dipegang oleh dua grup media besar tersebut. Grup bakrie juga mempunyai portal berita online yang cukup berpengaruh dengan vivanews yang hampir sejajar dengan Detik dan Kompas. Menuju 2014, sepertinya Golkar dan Nasdem akan terus meningkat naik secara signifikan. Peran konglomerasi media yang sering mengabaikan obyektifitas dan partisan akan menjadi mesin inisiasi yang terus menggempur opini publik. Bagaimana pendapat anda? Gresik, 9 Juni 2012

Belajar Politik & Marketing

Ilmu Komunikasi Indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun