Masih ingatkah anda dongeng Kancil yang ada di buku SD jaman dulu. Sosok Kancil dalam cerita rakyat tersebut digambarkan sebagai binatang yang licik dan cerdik. Dalam salah satu episode Kancil dikejar oleh Macan dalam pelariannya Kancil bertemu dengan seekor Ular Sanca besar yang sedang melingkar di tengah jalan. Kancil justru menunggu kedatangan Macan disamping ular tersebut. Ketika Macan tiba dibilangnya ia sedang menjaga sabuk Nabi Sulaiman, Macan tertarik untuk mencoba sabuk tersebut, Kancil pura pura keberatan karena itu sabuk mukjizat milik Nabi, Macan tetap mendesak akhirnya dipakailah Ular Sanca tersebut melilit pinggangnya hingga si Macan kesakitan dan Kancil melarikan diri dg bebas.
Kisah berikutnya masih kelanjutan tentang pengejaran Kancil oleh Macan. Kancil kelelahan tiba dibawah pohon yang ada sarang tawon diatasnya. Ketika hampir pulas tertidur tiba-tiba datanglah Macan yang sedang mengejarnya. Maka kembali Kancil menggunakan tipu muslihatnya dengan mengatakan bahwa ia sedang menunggu Gong milik Nabi Sulaiman. Karena rasa penasaran Macan maka dipukullah gong tersebut, terulanglah kesialan si Macan karena dikerubuti tawon yang menyengatnya. Cerita kancil versus Macan ini diulang-ulang dengan ide yang sama, mengatasnamakan nama besar Nabi Sulaiman. Ada tahi kerbau yang masih hangat dikatakan sebagai tumpeng selamatannya Nabi Sulaiman. Â Rumpun pohon bambu yang berderit diklaim sebagai seruling Nabi Sulaiman dll.
Kisah kancil di jaman dulu ini rupanya menginspirasi SBY dan Partai Penguasa untuk mengangkat kembali citranya dimata rakyat, Pemerintah dan Partai Penguasa menggunakan  trik yang mirip dengan dongeng anak-anak Si Kancil Pencuri Ketimun. Menjelang Pemilu 2009 harga BBM dinaikkan kemudian diturunkan lagi secara bertahap dalam waktu singkat, yang imbasnya simpati rakyak ke SBY dan Partai Demokrat meningkat tajam. Sebagian Rakyat mempersepsikan SBY sebagai pahlawan yang memahami keluh kesah dan penderitaan rakyatnya. Trik dianggap ini cukup berhasil sehingga memuluskan jalan SBY untuk menjapbat sebagai Presiden pada periode ke dua.
Trik yang sama diterapkan dalam kasus kenaikan Gas Elpiji kemarin, yang akhirnya diturunkan lagi harganya meskipun bukan pada harga semula. Dari pengalaman yang lalu Partai Penguasa  sudah menikmati bagaimana mudahnya membodohi Rakyat Indonesia dengan tipu-tipu ala Si Kancil, dan berharap untuk kedua kalinya dapat mendulang simpati dari rakyat ketika seolah berperan sebagai juru selamat atas bencana yang dibikinnya sendiri.
Dongeng  Si Kancil misi sebenarnya adalah untuk mendidik anak-anak agar jangan mudah ditipu berulang-ulang dengan modus yang sama tetapi dengan obyek yang berbeda. Sebagai pihak yang tertipu dipersonifikasikan sebagai  Si Macan sedangkan penipunya adalah Si Kancil. Kisah ini sangat sederhana dan dibuat mudah dicerna oleh alam pikiran anak-anak. Betapa naifnya jika para Politisi Penguasa yang pandai berakrobat  politik tingkat tinggi hanya menggunakan trik dari dongeng anak-anak ini berulang-ulang dan berharap akan berhasil seperti pengalaman yang lalu. Semoga para Pemimpin Indonesia ke depan tidak hanya sekelas Kancil. Memprihatinkan.
Salam
Ade Darma
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H