Mohon tunggu...
ADE SATRIANA
ADE SATRIANA Mohon Tunggu... Guru - Do the best and pray. God will take care of the rest

Tenaga pendidik SLBN 1 Tanjungpinang Propinsi Kepulauan Riau.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengapa Harus Selingkuh?

20 November 2020   17:46 Diperbarui: 20 November 2020   20:19 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semakin besar pengeluaran rumah tangga istri mulai pusing mengelola keuangan rumah tangga, suami mulai menghabiskan waktu untuk bekerja dan mendapatkan uang untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Semua tidak ada yang salah, tetapi ada yang hilang  atau berkurang  yaitu waktu kebersamaan dengan keluarga.

Mulailah pertekaran kecil terjadi dan tidak terselesaikan, istri semakin sering uring-uringan, suami semakin sibuk dikantor. Sisi hati suami yang kosong akan kemesran, kata manis dan kemanjaan seorang istri. Istri dengan segala kesibukan di rumah hingga lalai memperhatikan penampilan dirinya, lebih mengutamakan menyelesaikan urusan rumah, ketimbang beli baju, bedak, lipstick, terlebih memikirkan penampilan.

Suami mulai merasa melihat istri tidak menarik lagi, suami hanya bisa melihat istrinya saat ngomel , dengan pakai lusuh, muka tanpa olesan beda dan liptik dibibir. Terikan, pertengkaran kecil, dan tangis anak-anaknya, belum lagi ruamah yang berantakan oleh mainan anak-anaknya, semua keadaan ini membuat suami merasa tidak betah tinggal di rumah. Suami kurang peka dalam memahami mengapa ini terjadi, suami tidak mau membicarakan dan mencarikan solusi.

Suami lebih memilih menghabiskan waktu di luar rumah bertemu teman-teman kerja atau relasinya. Di luar rumah suami mulai mengenal sosok lain yang ia ingankan. Mulailah mereka berkenalan, bertukar no telp/whatsapp.  Berawal dari say hallo, hingga lambat laun menjadi kebutuhan., dan mulailah terjadi perselingkuhan.

Semua hanya berhubungan melalui telephon atau chat melalu whatsapp, kini mulai bertemu untuk makan siang dan janji kencan. Bertemu dan berkencan dengan selingkuhan lebih indahm nyaman dan membuat hati bahagia, ketimbang bersama anak dan istri di rumah.

Kebohongan mulai diciptakan, hanya tuk memuluskan pertemuan. Keuangan tidak lagi lagi berpusat kekeluarga atau istri tetapi mulai diberikan untuk selingkuhanya. Semua tersimpan rapi, hingga istri ataupun anak tidak mengetahui, tetapi bila ada yang mencurigakan sehingga istri bertanya, amarah menjadi tersulut, pertengkaran demi pertengkaran terjadi.

Istri yang semula cantik, indah, menawan dan telah menjadi istri pilihan dan merasa sempurna menjadi ibu dari anak-anak sudah tidak seindah dulu lagi, anak-anak yang dulu diharapkan kelahiranya yang akan menjadi penerus keturunan, tangisan suara manjanya yang meriuhkan rumah dan kenakalanya menciptakan kelucuan, kini malah menjadi beban bagi ayahnya.

Sungguh luar biasa pengaruh dari perselingkuhan, karena kedatangan orang ke-3 atau pelakor, mampu menghancurkan rumah tangga yang bertahun-tahun dibina, satu orang pelakor mampu melupakan istri dan beberapa anak-anaknya. Keuangan rumah tangga bisa di terkikis habis oleh ulah pelakor.

Setiap rumah tangga tidak mengingikan kondisi ini, setiap pasangan menginginkan hidup bersama bersama keluarga sampai akhir hayat, seperti ikrar yang diucapkan ketika didepan penghulu. Tapi pada akhirnya ada banyak rumah tangga hancur tidak bisa diselamatkan karena peselingkuhan, ini bisa terjadi pada suami atau istri, beberapa faktor membuat pasangan berselingkuh;

1) Kesepian

2) Hiburan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun