Buah hati adalah sebuah amanah dari Allah yang harus kita mensyukurinya. Karena tidak semua mendapatkan karunia dan anugerah yang tak ternilai. Apalagi jika demi mendapatkan buah hati dengan perjuangan yang begitu sangat menyita waktu, genangan air mata dalam munajat di waktu mustajab, dan lainnya yang tak bisa dirinci satu per satu.Â
Kehadiran buah hati bak pengobat hati yang mulai lelah atas segala usaha yang dilakukan. Allah mengabulkan doa-doa dari hamba-Nya yang tak pernah putus berharap. Hanya kepada-Mu kami mohon pertolongan.
Ketika buah hati itu hadir ke dunia, berarti tugas baru menanti bagi Orang tua dan orang-orang di sekitarnya untuk bisa memberikan pendidikan terbaik, rasa kasih sayang, dan semua kebutuhan dasarnya agar ia menjadi seperti harapan bersama. Sejak dalam masa pre natal tugas pendidik sejati dan utama adalah sosok ibu.Â
Seorang ibu yang baik akan memberikan stilmulus sejak kehadiran janin itu berada selama kurang lebih 9 bulan di dalam alam rahim.
Buku bertema parenting dan tumbuh kembang menjadi bacaan harian bagi sang Ibu yang sedang mengandung calon pemimpin di masa depan. Tak lupa pula asupan gizi seimbang, dan segala pernak-pernik menjelang kelahiran buah hati dipersiapkan dengan rinci.Â
Peran ayah tak kalah pentingnya. Ayah sebagai kepala sekolah bagi buah hati tercinta juga melakukan serangkaian persiapan yang lebih besar karena rasa tanggung jawab sebagai kepala keluarga. Keluarga besar seperti Oma-Opa, Om-tante, semua pun dengan suka cita menyambut kehadirannya sang pewaris tahta keluarga.
Pengasuhan buah hati akan menjadi sebuah problema jika tidak dipikirkan dengan seksama. Bagaimana jika Ayah-bunda nya sibuk bekerja? Siapa yang akan mengasuh buah hati dan kapan mengatur kualitas waktu bersama?
Pertanyaan ini sering membuat seorang wanita dilema dan pada akhirnya melepas karir yang tengah di atas puncak dengan alasan ingin fokus pada si buah hati. Kembali pada pilihan awal, semua ada konsekuensinya.
Problema selanjutnya saat buah hati tercinta memasuki usia bersekolah. Sejatinya memang Ibu adalah pendidik  utama dan pendidikan mendasar untuk pembentukan karakter buah hati adalah di dalam keluarga. Ibu yang berprofesi mulia sebagai ibu rumah tangga sejati akan banyak memiliki kuantitas waktu dibandingkan ibu yang bekerja.Â
Kuantitas waktu ini akan membuat kelekatan antara ibu dan buah hati. Kelekatan itu karena seringnya melakukan aktivitas bersama. Pepatah mengatakan, "Cinta bersemi karena seringnya bertemu".Â
Ibu rumah tangga akan bisa mengatur waktu melakukan pendampingan belajar pada sang buah hati dengan membagi waktu yang ada antara mengurus buah hati dengan urusan domestik yang cukup berat, banyak, dan menyita waktu istirahatnya. seorang ibu rumah tangga sejati rela menghabiskan waktunya dan bahkan seperti abai pada kondisi tubuhnya yang memerlukan waktu khusus. Baginya hiburan yang menyenangkan adalah waktu bersama si buah hati dan inilah yang membuat kelekatan antara ibu dan anak terjalin.