Peran keluarga sangat penting sebagai dukungan bagi korban bullying. Mereka bisa memberikan dukungan emosional, mendengarkan keluh kesah korban, memberikan nasihat yang bijaksana, dan membantu korban untuk mencari solusi yang tepat. Selain itu keluarga juga bisa berperan dalam melindungi korban dari situasi bullying yang berulang dengan melibatkan sekolah atau pihak berwenang yang bersangkutan.
      Peran Dalam Bullying
- Bullies (pelaku bullying), yaitu murid yang secara fisik atau emosional melukai murid lain secara berulang-ulang.
- Victim (korban bullying), yaitu murid yang sering menjadi target dari perilaku agresif, tindakan yang menyakitkan dan hanya memperlihatkan sedikit pertahanan melawan penyerangnya.
- Bully-victim, yaitu pihak yang terlibat dalam perilaku agresif, tetapi juga menjadi korban perilaku agresif.
- Neutral, yaitu pihak yang tidak terlibat dalam perilaku agresif atau bullying.
      Faktor-faktor  Penyebab Bullying
- Faktor Keluarga
      Pelaku perundungan banyak yang berasal dari keluarga yang tidak harmonis, memiliki masalah di antara orang tua, atau sering        terjadi kekerasan verbal maupun fisik antara anggota keluarga.
- Faktor Sekolah
      Perilaku bullying yang turun temurun di lingkungan sekolah tetapi tidak ditangani dan diselesaikan dengan baik, akan terus           berkembang di lingkungan sekolah itu. Anak pun merasa tindakan tersebut merupakan tindakan yang wajar dan dapat dilakukan       kepada orang lain.
- Faktor Teman
      Perilaku bullying dapat terjadi ketika di lingkungan tersebut menganggap bahwa orang yang melakukan perilaku tersebut              merupakan orang yang terkenal, bahkan mengaggapnya hebat dan mempunyai banyak teman.
- Faktor Ekonomi
      Faktor ekonomi, seperti kekurangan uang dapat menjadi pemicu anak melakukan bullying agar dapat memenuhi kebutuhan           yang tidak dapat dicukupi orang tuanya. Salah satunya adalah pemerasan uang terhadap korban yang di rasa lebih lemah.
- Faktor Media
      Faktor media seperti media sosial, televisi, dan media cetak sering memberikan contoh yang buruk, termasuk bullying. Jika             terpapar terus menerus, perilaku tersebut akan ditirukan dalam keseharian seseorang, bahkan menganggapnya sebagai hal yang       wajar.
      Jenis-jenis Bullying
- Bullying Fisik (penindasan fisik), seperti mencekik, menyikut, memukul, menggigit, meninju, menendang, serta meludahi anak yang di tindas hingga ke posisi yang menyakitkan.
- Bullying Verbal (kekerasan verbal), seperti julukan nama, celaan, penghinaan, pernyataan-pernyataan bernuansa ajakan seksual atau pelecehan seksual, e-mail yang menintimidasi, serta tuduhan-tuduhan yang tidak benar.
- Bullying Relasional, seperti pandangan yang agresif, lirikan mata, cibiran, helaan nafas, dan tawa mengejek.
- Cyber Bullying, seperti mengirim pesan yang menyakitkan atau menggunakan gambar, meninggalkan pesan voicemail yang kejam, dan membuat website yang memalukan bagi si korban.
      Dampak Bullying
Sebagai korban yang menerima tindakan bullying, seseorang dapat mengalami berbagai masalah psikologis seperti resah, gelisah, stress, dan depresi. Perubahan perilaku juga dapat terjadi, di mana mereka cenderung untuk menutup diri dari           lingkungannya. Korban dapat merasakan takut yang berlebih, susah tidur, sedih dan menangis. Korban bullying juga dapat mengalami masalah sosial seperti tidak percaya dengan orang lain, enggan untuk terlibat dalam suatu komunitas, tidak mau sekolah, dan tidak mau keluar dari zona nyaman. Korban cenderung mengalami trauma baik di sadari maupun tidak di sadari, korban juga berani untuk melakukan percobaan bunuh diri. Â