Mohon tunggu...
Ade Khoirunisa
Ade Khoirunisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswi STAI AL-HAMIDYAH JAKARTA

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Dukungan Keluarga untuk Korban Bullying

23 April 2024   14:25 Diperbarui: 23 April 2024   14:27 495
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Peran keluarga sangat penting sebagai dukungan bagi korban bullying. Mereka bisa memberikan dukungan emosional, mendengarkan keluh kesah korban, memberikan nasihat yang bijaksana, dan membantu korban untuk mencari solusi yang tepat. Selain itu keluarga juga bisa berperan dalam melindungi korban dari situasi bullying yang berulang dengan melibatkan sekolah atau pihak berwenang yang bersangkutan.

           Peran Dalam Bullying

  • Bullies (pelaku bullying), yaitu murid yang secara fisik atau emosional melukai murid lain secara berulang-ulang.
  • Victim (korban bullying), yaitu murid yang sering menjadi target dari perilaku agresif, tindakan yang menyakitkan dan hanya memperlihatkan sedikit pertahanan melawan penyerangnya.
  • Bully-victim, yaitu pihak yang terlibat dalam perilaku agresif, tetapi juga menjadi korban perilaku agresif.
  • Neutral, yaitu pihak yang tidak terlibat dalam perilaku agresif atau bullying.

           Faktor-faktor  Penyebab Bullying

  • Faktor Keluarga

           Pelaku perundungan banyak yang berasal dari keluarga yang tidak harmonis, memiliki masalah di antara orang tua, atau sering               terjadi kekerasan verbal maupun fisik antara anggota keluarga.

  • Faktor Sekolah

           Perilaku bullying yang turun temurun di lingkungan sekolah tetapi tidak ditangani dan diselesaikan dengan baik, akan terus                     berkembang di lingkungan sekolah itu. Anak pun merasa tindakan tersebut merupakan tindakan yang wajar dan dapat dilakukan             kepada orang lain.

  • Faktor Teman

           Perilaku bullying dapat terjadi ketika di lingkungan tersebut menganggap bahwa orang yang melakukan perilaku tersebut                           merupakan orang yang terkenal, bahkan mengaggapnya hebat dan mempunyai banyak teman.

  • Faktor Ekonomi

           Faktor ekonomi, seperti kekurangan uang dapat menjadi pemicu anak melakukan bullying agar dapat memenuhi kebutuhan                     yang tidak dapat dicukupi orang tuanya. Salah satunya adalah pemerasan uang terhadap korban yang di rasa lebih lemah.

  • Faktor Media

           Faktor media seperti media sosial, televisi, dan media cetak sering memberikan contoh yang buruk, termasuk bullying. Jika                        terpapar terus menerus, perilaku tersebut akan ditirukan dalam keseharian seseorang, bahkan menganggapnya sebagai hal yang            wajar.

           Jenis-jenis Bullying

  • Bullying Fisik (penindasan fisik), seperti mencekik, menyikut, memukul, menggigit, meninju, menendang, serta meludahi anak yang di tindas hingga ke posisi yang menyakitkan.
  • Bullying Verbal (kekerasan verbal), seperti julukan nama, celaan, penghinaan, pernyataan-pernyataan bernuansa ajakan seksual atau pelecehan seksual, e-mail yang menintimidasi, serta tuduhan-tuduhan yang tidak benar.
  • Bullying Relasional, seperti pandangan yang agresif, lirikan mata, cibiran, helaan nafas, dan tawa mengejek.
  • Cyber Bullying, seperti mengirim pesan yang menyakitkan atau menggunakan gambar, meninggalkan pesan voicemail yang kejam, dan membuat website yang memalukan bagi si korban.

           Dampak Bullying

Sebagai korban yang menerima tindakan bullying, seseorang dapat mengalami berbagai masalah psikologis seperti resah, gelisah, stress, dan depresi. Perubahan perilaku juga dapat terjadi, di mana mereka cenderung untuk menutup diri dari                     lingkungannya. Korban dapat merasakan takut yang berlebih, susah tidur, sedih dan menangis. Korban bullying juga dapat mengalami masalah sosial seperti tidak percaya dengan orang lain, enggan untuk terlibat dalam suatu komunitas, tidak mau sekolah, dan tidak mau keluar dari zona nyaman. Korban cenderung mengalami trauma baik di sadari maupun tidak di sadari, korban juga berani untuk melakukan percobaan bunuh diri.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun