Kematian merupakan peristiwa perpisahan antara jiwa dan raga. Bagi adat masyarakat Sumba, kematian ini sangat sakral. Untuk sebagian masyarakat Sumba, mereka masih memakamkan keluarganya di depan atau di samping rumah, sebagai penanda bahwa mereka suatu saat akan menuju kesana.
Batu kubur atau yang masyarakat Sumba sebut dengan nama Batu Reti merupakan bangunan adat yang sampai kini tetap dilestarikan keberadaannya. Dalam batu kubur ini biasanya yang dimakamkan adalah suami istri (bapak dan ibu), sedangkan untuk anak-anaknya batu kuburnya terpisah.
Batu Kubur di Laironja Desa Wanggameti Kab. Sumba Timur (Dokumentasi Pribadi)
Batu kubur ini memiliki beragam bentuknya, biasanya disesuaikan dengan kemampuan keluarga untuk membuat atau membelinya. Karena harga dari batu kubur ini beragam tergantung dari ukurannya, yaitu mulai dari kisaran harga dua belas juta hingga ada yang sampai seratus juta. Sehingga semakin besar batu kubur, maka menandakan semakin tinggi status strata sosial masyarakat tersebut.
Batu Kubur di Desa Ramuk Kab. Sumba Timur (Dokumentasi Pribadi)
Di beberapa tempat, batu kubur ini ada yang menggunakan prasasti yang lengkap dengan ukiran hewan berupa buaya, kuda, ayam, singa, kerbau, ular dan lainnya yang memiliki arti khusus masing-masing.
Sementara, ada juga prasasti yang berukir manusia yang menggunakan pakaian adat khas Sumba. Batu kubur ini merupakan bagian dari simbol adat budaya merapu yang hingga kini masih dianut oleh sebagian masyarakat Sumba, khususnya Sumba Timur.
Batu Kubur di Desa Mahaniwa Kab. Sumba Timur (Dokumentasi Pribadi)
Bentuk batu kubur ini biasanya berbentuk persegi atau bundar, tapi rata-rata masyarakat Sumba, khususnya di daerah Desa Wanggameti, Kecamatan Matawai La Pawu dan Desa Mahaniwa, Kecamatan Pinu Pahar, Kabupaten Sumba Timur membuat batu kubur ini berbentuk persegi.
Di pusat daerah Desa Wanggameti terdapat batu kubur tua, yang sudah ada sejak jaman dulu kala. Batu kubur ini ada tiga buah, dengan batu dan tiang dari batu alami, sehingga masih keliatan keasliannya.
Batu Kubur di Desa Ramuk Kab. Sumba Timur (Dokumentasi Pribadi)
Batu kubur ini biasanya diletakkan di depan atau di samping rumah, tergantung lahan rumah yang dimiliki oleh warga.
Tiang yang digunakan sebagai penyangga batu kubur ini ada yang menggunakan empat buah tiang, ada juga yang menggunakan enam buah tiang, dan ada juga yang menggunakan batu datar sebagai penyangga tiangnya, tergantung besar kecilnya batu kubur yang digunakan oleh masyarakat.
Batu Kubur di Desa Mahaniwa Kab. Sumba Timur (Dokumentasi Pribadi)
Di sisi bagian kiri atau kanan biasanya ditambah dengan prasasti ukir khas Sumba. Batu kubur ini merupakan batu khas dari Sumba, sehingga saat ini untuk mencari batu kubur ini sangat susah.
Hal ini yang menyebabkan harga batu kubur ini menjadi mahal, ditambah lagi dengan biaya angkutnya ke lokasi rumah warga.
Prasasti Batu Kubur (Dokumentasi Pribadi)
Dengan keberadaan batu kubur ini, masyarakat Sumba masih tetap menjaga adat budaya leluhur, sehingga budaya khas adat Sumba tetap terjaga kelestariannya.
Salam Hangat,
Ade Suryaman
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Sosbud Selengkapnya