Ekspedisi membawa terang ke Tanah Sumba dilanjutkan dengan pembuatan bangunan fisik berupa pembangunan bendungan, saluran terbuka, bak penenang dan rumah pembangkit pada dua lokasi yang telah ditetapkan sebelumnya, yaitu di Dusun Laironja, Desa Wanggameti, Kecamatan Matawai La Pau dan di Desa Mahaniwa, Kecamatan Pinu Pahar dimana keduanya termasuk dalam Kabupaten Sumba Timur, Propinsi Nusa Tenggara Timur.
Pendampingan dan Fasilitasi Pembangunan PLTMH di Dusun Laironja Desa Wanggameti (Dokumentasi Pribadi)
Kegiatan pendampingan dan memfasilitasi pembangunan pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH) ini merupakan kerja sama dari Taman Nasional Manupeu Tanah Daru dan Laiwangi Wanggameti (Matalawa) dengan Tim PLTMH Balai Penelitian dan Pengembangan
Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BP2LHK) Makassar. Anggota tim PLTMH yang berangkat ke Tanah Sumba merupakan tim teknis PLTMH dibidang konstruksi bangunan air, yaitu Ade Suryaman, S.Hut, Usman Sumung dan Sainal. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 14 s.d 27 November 2018. Sedangkan untuk personel dari TN Matalawa yaitu : Vivery Okthalamo, Suyatno, Marjono Merrapu, Jhon Klau, Saul Bayang, Yonatan Pekuali, Rimba Bintoro, Jaelani, Dwi Agung Herdiyanto, Agung Nugraha, Andri Martha Supriatama, Tomi Nggimu Tara, Siprianus KT Ratundima dan Yulius Puratanya.
Dusun Laironja, Desa Wanggameti.
Pembangunan PLTMH dimulai dengan ritual pembacaan doa di Sungai Waimuru tempat lokasi pembuatan bangunan fisik PLTMH (bendungan, saluran terbuka, bak penenang dan rumah turbin) oleh Tokoh Adat yaitu Jhon Kembi dan Domu Mara Hongu selaku Ketua Kelompok PLTMH Waimuru sekaligus Kepala Dusun Laironja dengan beberapa warga Dusun Laironja.
Ritual Pembacaan Doa di Sungai Waimuru Desa Wanggameti (Dokumentasi Pribadi)
Sebelum melakukan kegiatan pembangunan, seluruh warga Dusun Laironja mengadakan ibadah di lokasi yang dipimpin langsung oleh ibu Pendeta yaitu Yantina Tamu Ina, S.Si Theologi sekaligus meminta ijin kepada Tuhan Yang Maha Esa agar kegiatan yang dilakukan ini berjalan dengan baik dan lancar hingga pada peresmian penyalaan listrik PLTMH. Kegiatan dilanjutkan dengan pemotongan hewan berupa dua ekor babi merah, satu ekor anjing putih dan satu ekor kambing hitam. Hal ini merupakan bagian dari adat istiadat budaya merapu yang dianut oleh warga dan sebagai wujud rasa syukur dalam pembangunan pembangkit listrik tenaga mikrohidro.
Ibadah yang dipimpin oleh Pendeta Laironja Desa Wanggameti di Lokasi Pembangunan PLTMH Waimuru (Dokumentasi Pribadi)
Domu Mara Hongu mengatakan bahwa seluruh warga di Dusun Laironja ini sangat bersemangat dalam pembangunan PLTMH ini. Seluruh warga saat ini adalah tukang, ada yang menjadi tukang angkat pasir, batu, semen, kayu balok dan material lainnya, tukang mencampur bahan, tukang membangun bendungan dan ada juga yang menjadi tukang memasak makanan di lokasi pembangunan PLTMH. Jadi seluruh warga Dusun Laironja berperan dalam kegiatan ini, sehingga diharapkan akan meningkatkan rasa saling memiliki dalam pengelolaan listrik PLTMH ke depannya.
Ibu-ibu bertugas untuk mengangkat pasir yang berjarak sekitar 300 meter (Dokumentasi Pribadi)
Rencana calon pengguna listrik PLTMH Waimuru di Dusun Laironja sebanyak 34 rumah dan 6 fasilitas umum berupa Gereja Kristen Sumba, Kantor Desa, Balai Pertemuan, Polindes Laironja dan PAUD Laironja, ujar Domu Mara Hongu.
Kegiatan awal dimulai dengan pengukuran profil bendungan. Untuk membuat bendungan ini digunakan balok kayu sebagai penyangga, karena lokasi untuk pembuatan bendungan ini berupa batu keras (cadas), sehingga perlu upaya khusus dalam pembuatan profil bendungannya. Ukuran bendungan ini yaitu lebar bendungan sampai sayap bendung yaitu 6 meter (termasuk intake), ketebalan bendung yaitu 1 meter di bagian atas dan 1,2 meter dibagian bawah.
Pembuatan Bendungan (Dokumentasi Pribadi)
Menurut Nicodemus Marambanau selaku Tokoh Masyarakat di Dusun Laironja, sangat berterima kasih kepada Taman Nasional Matalawa dan Tim PLTMH BP2LHK Makassar karena telah diberikan kesempatan untuk mendapatkan penerangan dari pembangkit listrik tenaga mikrohidro dan berharap agar pembangunan listrik PLTMH ini bisa berjalan dengan lancar sehingga bisa selesai dalam waktu yang telah ditentukan.
Bendungan di PLTMH Waimuru Desa Wanggameti (Dokumentasi Pribadi)
Saluran pembawa PLTMH Waimuru dibuat menyatu dengan bak penenang sepanjang 2,5 meter (termasuk bak penenang) untuk mengalirkan air minimal 50 liter/detik dari intake menuju bak penenang. Konstruksi saluran pembawa adalah pasangan batu dengan lebar 60 cm, tinggi 60 cm, tebal lantai saluran 200 cm dan tebal dinding saluran 30 cm.Â
Saluran pembawa akan dibangun di lokasi dengan dasar batuan yang keras dan lebar. Kondisi ini menguntungkan karena dasar saluran sudah cukup kuat tanpa fondasi tambahan.Â
Lihat Nature Selengkapnya