Mohon tunggu...
Ade Lanuari Abdan Syakura
Ade Lanuari Abdan Syakura Mohon Tunggu... Guru - Bersatu padu

Hanya manusia biasa yang diberikan kehendak oleh Tuhan untuk menggoreskan pena pada secarik kertas kusam.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Peci Kemunafikan

11 Maret 2023   09:32 Diperbarui: 11 Maret 2023   09:37 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pada pecimu aku melihat penghianatan moral
Tiada kesesuaian antara ucapan dan tindakan
Saat kau berada di atas mimbar...
Kau tunjukkan bahwa dirimu adalah malaikat tanpa sayap
Berjualan dalil demi meraih simpati masyarakat
Sedang di rumah, tindakanmu bagai kucing kampung tak tahu malu
Merampas hak manusia tanpa alasan

Maka, lepaskan saja pecimu
Biarkan kepalamu terbuka hingga tampak pikiran kotor memenuhi langit-langit rumah
Juga berbagai pencitraan hilang ditelan rembulan malam

Dirimu akan terkoyak pada malam-malam bisu
Diantar kesunyian...
Hanyut dalam keheningan...
Tak ayal wujud serigalamu akan terlihat
Sedang orang-orang tak lagi mempercayaimu sebagai makhluk baik
Sebaliknya, mereka akan mengarakmu ke gerbang kehinaan
Tanpa ada belas kasih...
Tanpa ada rasa cinta...
Lalu kau berharap pada jarum jam dapat diputar kembali
Guna memperbaiki perbuatan burukmu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun