Mohon tunggu...
Ade Lanuari Abdan Syakura
Ade Lanuari Abdan Syakura Mohon Tunggu... Guru - Bersatu padu

Hanya manusia biasa yang diberikan kehendak oleh Tuhan untuk menggoreskan pena pada secarik kertas kusam.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tangisan Badut Penghibur

24 Februari 2022   08:05 Diperbarui: 24 Februari 2022   08:06 2042
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: pixabay.com

Aku si badut yang merana...
Berusaha tersenyum di balik topeng
Tertawa riang menghibur orang
Bersiul senang tatkala orang sibuk bertepuk tangan

Bagaimana dengan diriku?
Ah siapa pula yang peduli dengan diriku
Aku hanya manusia penghibur dengan seribu duka yang terpendam
Berpura-pura menjadi manusia paling bahagia
Sejatinya tak pernah mencicipinya meski hanya sejenak

Tarianku dianggap sebagai kebahagiaan
Tingkah jenakaku dianggap sebagai senda gurau
Dibalik itu semua aku ingin bercerita bahwa;
Aku butuh kebahagiaan layaknya kalian
Anakku membutuhkan uluran tangan sebab dilanda sakit parah yang tak kunjung sembuh
Istriku meronta sebab nafkah yang kudapat tak sepadan dengan usaha
Orang tua yang selalu menyalahkan diriku karena tak bisa membimbing keluarga
Dan tetangga yang selalu menilai diri ini sebagai badut penghibur tanpa nilai

Wahai manusia, hendak kemana aku akan bercerita?
Mengapa kalian tidak peduli hingga membiarkan diriku mati dalam penjara air mata?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun