Mohon tunggu...
Ade Lanuari Abdan Syakura
Ade Lanuari Abdan Syakura Mohon Tunggu... Guru - Bersatu padu

Hanya manusia biasa yang diberikan kehendak oleh Tuhan untuk menggoreskan pena pada secarik kertas kusam.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Merasa Ditinggal

20 Juli 2021   14:02 Diperbarui: 20 Juli 2021   14:06 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Patah hati terhebat bukanlah saat ditinggal kekasih ketika sedang sayang-sayangnya, melainkan kala diri ini merasa ditinggalkan oleh Tuhan akibat memperturutkan hawa nafsu duniawi. Meski begitu, aku yakin bahwa seburuk apapun diri ini dihadapan-Nya, Ia tetap menerimaku sebagai hamba-Nya. Ia akan menerima taubatku secara sungguh-sungguh.

            Celakanya, aku tak segera bertaubat dan menunda-nunda. Alhasil, noda hitam dalam hatiku terus bertambah, sehingga yang terpikirkan dalam benakku ialah Tuhan tak akan sudi menerima taubatku. Aku merasa patah hati dan ditinggalkan oleh-Nya. Tak ayal hari-hariku selalu di isi dengan keburukan. Aku suka berfoya-foya menghabiskan harta dan berbagai macam keburukan lain.

            Suatu malam, aku duduk sendiri ditemani malam gelap. Tiba-tiba hati ini dilanda risau dan menuntunku untuk bersimpuh kepada-Nya. Dalam doa, aku memohon agar Tuhan jangan pernah menelantarkanku dalam kesendirian akibat kubangan dosa.

            Linangan air mata mengalir pada pipiku, tak sadar hari telah pagi. Kubuka lembaran hari dengan langkah baru. Langkah demi langkah kutapaki dan aku bisa kembali di jalan-Nya.

"Aku tak lagi patah hati, sebab Tuhan selalu dekat dan mengiringi setiap derap langkahku. Ia tak pernah menjauh selama diriku mendekati-Nya. Tuhan akan selalu bersama dalam suka dan duka selama aku mengingat-Nya."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun