Mohon tunggu...
Ade Lanuari Abdan Syakura
Ade Lanuari Abdan Syakura Mohon Tunggu... Guru - Bersatu padu

Hanya manusia biasa yang diberikan kehendak oleh Tuhan untuk menggoreskan pena pada secarik kertas kusam.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puncak Cinta Majnun

27 Oktober 2020   21:31 Diperbarui: 27 Oktober 2020   21:33 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Majnun tak dapat meraih cintanya

Ia hanya bisa mengkhayal memeluk Laila dalam diam

Wajahnya temaram seakan tak punya harapan

Walau harapan itu masih ada, ia merasa seperti pungguk merindukan bulan

Majnun tak bergeming

Setangkai mawar yang ia bawa perlahan mulai layu

Tak bisa ia sampaikan arti cinta sesungguhnya

Tubuhnya lunglai

Membiarkan manisan terpajang utuh di sampingnya

Bibirnya terasa pahit

Baginya manisan tak ubahnya seperti racun

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun