Malam ini, 12 April 2016
Kerlip sinar bintang menerangi malam. Indah cahaya bulan menyinari bumi. Suasana malam begitu sejuk, tenang, dan syahdu. Aku terduduk sendiri menikmati sepi di atap hotel bintang lima kota Jakarta.Â
Kubuka dompet disaku belakang celana jeansku dan kutatap sebuah foto usang yang dicetak dua tahun lalu. Disana ada ayah, ibu, aku, serta adikku yang bernama Agil. Kupandang wajah mereka satu per satu di foto itu.Â
Teringat kembali kenangan bersama mereka saat dulu kala. Ya Allah, begitu indah saat kita duduk bersama dan bercerita dibangku sofa. Saling tertawa, saling menimpuk bantal, kadang sampai cemberut. Â
Hpku bergetar, satu pesan masuk ke hpku. Kubuka hp dan itu pesan dari Meta.
"Hai Riz, kamu lagi dimana?"
Kututup kembali hpku, tak kubalas pesan darinya. Aku ingin sendiri, dan hanya malam yang boleh menemaniku disini. Ingatanku kembali melayang, kembali mengenang masa-masa bersama mereka, orang yang paling kucintai seumur hidupku. Kupejamkan mata, lalu kunyanyikan lagu yang sering dinyanyikan ibu saat ingin menindurkanku diwaktu kecil.
"Harta yang paling berharga adalah keluarga."
"Istana yang paling indah adalah keluarga."
"Puisi yang paling bermakna adalah keluarga."
"Mutiara tiada tara adalah keluarga."[1]