Semangat dan perhatian ibu itu juga lah, yang membuat ibu menangis ketika Ahok kalah pada waktu Pilkda DKI Jakarta (walau Ibu tidak ikut memilih, karena domisili di Tangsel, Banten), dan dipenjarakan.
Setelah itu, kejadian Ahok, ternyata ibu tidak diam, walau hanya mendapat info dari Media TV, ia tetap memperhatikan semuanya, termasuk tentang Pilpres RI tahun 2019. Buat ibu, semua Capres/Cawapres adalah orang baik-baik dan hebat, namun yang Terbaik dan Terhebat dalah Joko Widodo. Oleh sebab itu, hampir setiap bertemu Ibu, ia tidak pernah lupa berkata, "Saya selalu berdoa agar Jokowi menjadi Presiden lagi."
Ibu semakin tua, diriku juga, walau kita tidak pernah bisa memaksa Tuhan untuk memperjang usia seseroang, namun ku bersyukur, karena memiliki Ibu yang sehat dan panjang umur; ia harus dijaga, hingga Tuhanlah yang menentukan akhir dari hidup dan kehidupannya. Dan, pada masanya nanti, semua yang pernah ia lakukan akan menjadi suatu kenangan manis tak terlupakan.
Tiba-tiba, jadi ingat! Suatu waktu, entah salahku apa, lupa. Aku dimarahi ibu, hingga ku tak bisa nangis, namun dalam hati, ku bekata, "Ibu sudah tidak sayang." Setelah aku berjalan tinggalkan ibu, yang masih ngomel. Aku tertidur dengan hati yang sesak.
Paginya, mau berangkat sekolah. Setelah mandi, di kamar pakaianku sudah rapi di tempat tidur, ku kenakan dengan tanpa reaksi. Ketika ke kamar makan, ibu masih diam, ia siapkan serapan, susu. Ketika ku makan, ku melirik ke wajah ibu, air mata kecil ada di matanya. Tanpa kata, ku berdiri, dan memeluknya, sambil berbisik ditelinganya, "Bu, Ade salah, maafin Ade ya."
Itulah ibu, yang bisa meluluhkan hati yang membatu, hanya dengan dua butir air mata. Sejenak kemudian, ku melangkah keluar menuju sekolah, dengan hati yang lapang, semangat, karena ada cinta.
Ya. Ibu adalah Ibu, mama adalah mama, mami adalah mami, mother just mother, hanya itu dan tak lebih. Namun, yang tak lebih itu lah, yang membuat anak-anak berkelebihan; bahkan ketika anak-anaknya, dalam kekurangan pun, mereka masih bisa berseru saring, "Ibu telah membuat dan memberiku lebih daripada dipikirkan serta dilihat orang lain."
Ya. Ibu telah melakukan silent and action operation yang tak terduga oleh anak-anaknya, dan itu ia awali dan akhiri dengan tanpa kata serta suara. Ia bangun sebelum fajar, menyediakan makanan ketika anak-anaknya masih pulas, menyiapkan seragam karena tak mau anak-anaknya terlambat tiba sekolah; menyediakan dan menyiapkan segalanya untuk semua dalam diam serta kesunyian.
Kini kuhanya bisa berkata, "Selamat Hari Ibu"
MyDe - VKBA
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H