Tiga jenis guru dalam konteks pendidikan
1. Guru Tangtu, Orang tua sebagai guru utama dalam kehidupan, memberikan dasar-dasar pengetahuan, moral, dan nilai-nilai kepada anak-anak. Mereka menjadi model pertama dalam pendidikan karakter dan perilaku.
2. Guru Bantu Di sini, guru di sekolah atau dosen di perguruan tinggi membantu mengisi celah pengetahuan dan pengalaman ketika orang tua tidak mampu memberikan hal tersebut. Mereka mengambil peran penting dalam menyampaikan pengetahuan, membentuk keterampilan, dan membimbing peserta didik dalam proses pendidikan formal.
3. Guru Khusus adalah figur yang membimbing individu untuk bisa lebih dekat kepada Allah SWT. Guru khusus bisa mencakup tokoh agama, Mursyid, atau mentor spiritual yang membantu seseorang memahami nilai-nilai spiritual dan praktik keagamaan.
Menghormati dan memuliakan peran ketiga guru tersebut adalah suatu kewajiban yang mengandung nilai-nilai etika dan keagamaan. Hal ini membentuk dasar dari penghormatan terhadap ilmu pengetahuan, pembelajaran, dan nilai-nilai moral.
Kedudukan Guru dalam perspektif Agama
Guru memiliki kedudukan yang tinggi sebanding dengan kedudukan rasul, guru yang bisa disejajarkan dengan rasul yaitu guru memiliki kemuliaan akhlaknya.
Kedudukan dan Profesi Guru dalam Islam
Dilansir dari buku Modernisasi Pendidikan Agama Islam oleh Dr. Zubairi, M. Pd., profesi guru dalam Islam dianggap begitu mulia dan sangat dihargai kedudukannya. Seorang guru memiliki tempat dan derajat yang tinggi, tidak hanya di dunia tetapi juga di akhirat kelak.
Kedudukan guru dalam Islam telah diterangan dalam Al-Qur'an surat Al-Mujadilah ayat 11, Allah SWT berfirman:
يَرْفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ دَرَجَٰتٍ ۚ وَٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
Artinya: "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS Al-Mujadilah: 11).
Melalui firman Allah SWT dan sabda Rasulullah SAW tersebut telah ditunjukkan betapa tingginya kedudukan dan profesi guru dalam Islam karena memiliki ilmu pengetahuan yang bermanfaat dan disebarkan ke orang lain.
Dalam ajaran Islam, ilmu yang bermanfaat termasuk amalan yang tidak terputus pahalanya, sebagaimana dalam hadits dikatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda:
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
"Jika manusia meninggal maka terputuslah amalnya, kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak sholeh yang mendoakan kedua orang tuanya." (HR Bukhari dan Muslim).