Mohon tunggu...
ade darma putra 2477
ade darma putra 2477 Mohon Tunggu... Auditor - Pemerhati keuangan pemerintah

nasionalis

Selanjutnya

Tutup

Money

Pilihan Hidup, Secuil Dilema Ekonomi

4 April 2020   07:14 Diperbarui: 4 April 2020   07:38 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Alkisah, pada suatu negeri yang penghasilannya bergantung kepada uang yang dibawa oleh wisatawan, hiduplah dua orang Bapak yang dikenal dengan Tn. Anu dan Tn. Badru. Mereka memiliki toko oleh-oleh yang ramai dikunjungi oleh wisatawan.

Hingga suatu ketika, saat musim liburan, anak kedua Tn. Anu dan anak ketiga Tn. Badru jatuh sakit dan membutuhkan perawatan di rumah sakit. Hasil perkiraan dokter, kedua anak tersebut mebutuhkan biaya masing-masing Rp. 300 juta untuk pengobatan serta harus dirawat di Rumah Sakit selama 2 minggu (artinya selama musim liburan).

Kebetulan, Tn. Anu dan Tn. Badru memiliki tabungan masing-masing sebesar Rp. 450 juta yang artinya cukup untuk biaya pengobatan anaknya. Akan tetapi, uang tersebut telah ada peruntukannya yakni 150 juta untuk biaya perbaikan rumah (untuk memperbesar kamar tidur utama), 150 juta untuk biaya sekolah dan tabungan pendidikan seluruh anaknya, 100 juta untuk biaya umrah dengan istri, serta 50 juta untuk biaya hidup.

Tn. Anu memilih untuk menutup tokonya (karena dia tidak memiliki pegawai) untuk menemani anaknya di rumah sakit dan menggunakan biaya perbaikan rumah, biaya umrah serta biaya hidup untuk biaya pengobatan anaknya. Lalu dia mengambil 10 juta dari tabungan pendidikan anaknya untuk biaya hidup sehari-hari.

Sedangkan Tn. Badru memilih untuk membuka tokonya (karena dia tahu istrinya dapat menjaga anaknya di rumah sakit) dan menggunakan biaya umrah, biaya dan tabungan pendidikan, serta tabungan untuk biaya hidupnya untuk biaya pengobatan anaknya karena dia tahu dengan membuka toko, biaya hidup sehari-hari akan terpenuhi dengan sendirinya. Sehingga, Tn. Badru memiliki kamar tidur yang lebih besar.

Ilmu ekonomi mengajarkan kita untuk memanfaatkan sumber daya yang sifatnya terbatas (scarce) untuk mendapatkan hasil yang maksimal (maximum utilization). Pada kasus Tn. Anu dan Tn. Badru, mereka memiliki tabungan dengan berbagai macam peruntukan (resource). Di sisi lain, mereka juga memiliki potensi penghasilan dengan cara membuka toko saat musim liburan.

Tn. Anu memilih untuk memanfaatkan sumber daya yang berbeda dengan pilihan Tn. Badru. Selain itu, Tn. Anu juga kehilangan potensi menerima penghasilan (opportunity cost) demi menjaga anaknya yang dirawat di rumah sakit.

Apakah ada yang salah dengan pilihan kedua Bapak tersebut? Menurut saya tidak. Karena, toh, faktanya kebutuhan biaya perawatan anaknya terpenuhi. Tapi, .... hahaha, i'll leave it at that.

to put it simply, every choice has a consequence.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun