Mohon tunggu...
Ade Nur Saadah
Ade Nur Saadah Mohon Tunggu... Freelancer - Mantan Jurnalis Lifestyle

Wife & Mom

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Bersuamikan Pecandu Games Online

16 Desember 2015   17:45 Diperbarui: 17 Desember 2015   01:07 842
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Sebuah penelitian menyebutkan kalau kecanduan games sama bahayanya dengan kecanduan seks dan narkoba. Bagaimana kalau yang mencandu itu suami kita sendiri...

Milka (32 tahun) tak habis-habisnya mengeluhkan kelakuan suaminya, Dito (35 tahun) yang sangat suka  bermain game online. Apalagi untuk hal itu, bukan hanya waktu yang terbuang sia-sia, saking besarnya ketergantungan Dito pada game online yang sedang dimainkannya, dia juga tak segan-segan menghabiskan uang untuk membeli materi games. “Dia suka merasa gemas kalau permainannya terhenti karena kehabisan energi, sehingga dia pun rela menggunakan kartu kredit untuk membelinya,” keluh Ibu tiga anak yang kini merasa kesabarannya sudah sampai pada puncaknya.

Milka juga mengaku kalau  sejak suaminya tergila-gila dengan game online, dia merasa jadi tidak mengenal suaminya lagi. “Bagaimana tidak  kesal, dia sekarang asyik dengan dunianya sendiri. Ke kamar mandi, bawa gadget, mau tidur main game dulu, bahkan yang paling parah, setiap lampu merah dia manfaatin juga buat main game.”

Menurut Milka, perubahan sikap suaminya itu sudah dia sampaikan kepada mertua dan saudara iparnya. “Bahkan dia sudah buat perjanjian di depan keluarga besarnya bahwa dia akan mengurangi ketergantungannya pada games, tapi tetap saja dia tidak mampu menahan diri untuk tidak main game online, meski sebentar saja,” ujar karyawati sebuah bank swasta ini dengan kesal.

Bahaya Tersembunyi

Ilmuwan Autralia yang tergabung dalam Psychological Society Australia mengategorikan orang yang kecanduan internet ke dalam golongan DSM IV atau Diagnostik Manual dan Statistik Gangguan Mental. Diagnostik tersebut termasuk orang-orang yang kecanduan dengan smarthphone, seperti penggunaan komputer tablet maupun desktop serta game online. Fenomena ini sudah banyak melanda banyak negara selama satu dekade terakhir ini , di mana akses internet semakin  murah dan kian banyak munculnya smartphone.

Mike Kyrios dari Swinburne University of Technology,  mengatakan bahwa  penelitian ini  memungkinkan para profesional kesehatan mendiagnosis orang-orang ( terutama anak-anak) dengan perilaku adiktif akibat penggunaan teknologi yang berlebihan sehingga dapat menemukan pengobatan yang tepat.

Sedangkan  psikolog Emil Hodzic yang kerap menangani klien  yang kecanduan game online menjelaskan, "tanda yang paling khas dari kecanduan ini adalah gejala penarikan diri, sehingga ekspresi marah atau frustasi akan muncul ketika ia tidak bisa bermain.”

Kecanduan internet dan game online kini telah menjadi fenomena sosial karena berkaitan pula dengan dampaknya terhadap kesehatan jiwa, terutama  pada anak-anak. Tak tanggung-tanggung, sebuah penelitian bahkan secara gamblang menyebutkan kecanduan game hampir sama dengan kecanduan seks maupun narkoba. Karena sebagian besar  para pecandu game telah kehilangan beberapa fungsi kesadaran dan ketergantungan ini juga  bisa merusak beberapa syaraf otak pengendali kesadaran. 

Bagi para orang tua atau orang dewasa yang kecanduan game online dan tidak mampu melepaskan kecanduan tersebut, solusinya terakhirnya adalah konseling psikologi untuk melepaskan ketergantungannya bermain game.

Terapi Sederhana Mengatasi Kecanduan Game

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun