Di balik perkembangan kotanya yang begitu pesat, Guangzhou masih menyimpan sisi lain yang tak kalah memikat. Di kota ini pula, sahabat Rasulullah SAW, Sa’ad Bin Abi Waqqash dimakamkan. Sebuah perjalanan yang penuh makna...
Hanya berjarak 2 jam perjalanan dengan memakai subway train, saya meninggalkan Hongkong dan sampai di kota Shenzhen, Tiongkok. Belum lengkap rasanya jika pergi ke Hongkong tanpa menyempatkan mampir di negeri yang masih lekat dengan tradisinya ini. Sejak awal, perjalanan ini memang diniatkan untuk menjelajahi jejak Islam di Guangzhou.
Begitu sampai di Luohu, stasiun Hongkong yang terakhir, sudah terlihat kemegahan kota Shenzhen. Hujan turun dengan derasnya membuat udara dingin semakin terasa menggigit. Namun hal itu tidak mematahkkan semangat untuk memulai perjalanan ke tempat-tempat yang merupakan jejak Islam di negeri Tiongkok.
Selain menggunakan subway train, perjalanan dari Hongkong ke Cina dapat juga ditempuh dengan menggunakan MTR (Mass Transit Railway) atau atau kereta dan bis melalui Shenzhen.
Mata Air Penuh Khasiat
Mengingat waktu berkunjung yang terbatas, saya melewatkan Shenzhen dan langsung menuju Guangzhou.
Guangzhou sendiri terletak di tepi utara sungai Mutiara yang juga merupakan pusat perdagangan tertua di Tiongkok. Sebagian besar penduduknya beragama Islam dan berprofesi sebagai petani. Saya sempat bertemu dengan keluarga petani muslim yang sedang merayakan Hari Raya Idul Adha. Mereka memanfaatkannya dengan berziarah ke makam sahabat Rasulullah SAW, Sa’ad bin Abi Waqqash.
Makam Sa’ad bin Abi Waqqash berada di komplek Masjid Ash-Shahabiy yang dibangun dengan gaya arsitektur Tiongkok yang khas. Halamannya yang luas di bawah naungan rumpun bambu dan pohon-pohon kayu tua sering merupakan tempat berkumpulnya warga muslim di Guangzhuo untuk salat Jumat maupun salat Id.
Selain makam Sa’ad bin Abi Waqqash, sahabat Rasulullah SAW yang diutus untuk menyampaikan risalah Islam di Tiongkok, terdapat pula makam lainnya termasuk makam keluarga inti sang ulama. Makam tersebut merupakan salah satu tempat yang wajib dikunjungi pelancong muslim yang berwisata ke Guangzhou.
Masih di kompleks yang sama dengan makam tersebut, terdapat sebuah sumur yang airnya dipercaya sangat berkhasiat untuk mengobati berbagai penyakit termasuk membuat wajah bercahaya dan awet muda. Tentu saja, saya tidak ingin melewatkan kesempatan untuk menikmati kesegaran “air zam-zam” dari China itu.
Sebagian besar peziarah selalu menyiapkan wadah untuk membawa pulang air tersebut untuk obat bagi keluarga mereka. Konon, sumur itu sudah ada sejak Sa’ad bin Abi Waqqash datang ke China.