Mohon tunggu...
Ade Isyanah
Ade Isyanah Mohon Tunggu... Administrasi - Mom of two, a lifelong learner.

sedang belajar menyebarkan manfaat dan kebaikan lewat tulisan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Makanan Haram Telah Masuk ke Tubuhku

28 Agustus 2010   11:44 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:38 19858
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebenarnya saya tidak ingin menceritakan pengalaman saya ini, tapi setelah dipikir-pikir ada baiknya juga kalau di-share supaya orang lain tidak mengalaminya. Kalau ingat kejadian ini rasanya malu...sekali... karena nampak sekali kebodohan saya. Maklumlah baru kali ini saya tinggal di luar negeri dengan kemampuan bahasa Inggris yang pas-pas’an dan tidak familiar dengan jenis makanannya.

Bukan cuma sekali tapi dua kali saya melakukan kesalahan yang sama, makan makanan yang memang diharamkan oleh agama yang saya yakini dan ditempat yang sama pula (Astagfirullah...mohon ampun ya Allah).

Kejadian pertama, saat itu memang sudah waktunya jam makan siang dan kebetulan tadi pagi saya tidak sempat menyiapkan bekal makan siang. Hampir jam 1 siang, perut lapar keroncongan, tanpa pikir-pikir lagi saya cepat-cepat berjalan menuju food court di kampus. Kebetulan hari itu ada satu gerai fast food yang baru buka, langsung saya ikut antri (Fast food yang satu ini memang cukup populer selain harganya yang relatif lebih murah rasanya juga enak, tidak heran antriannya selalu panjang).

Sambil antri saya perhatikan papan menu, kok menunya kurang sreg ya? Karena bingung saya tanya teman saya yang memang muslim dan sudah lebih lama tinggal disini. Mbak, kalau salami itu apa ya? Aku pengen pesan sandwich yang rasa pizza itu tapi ada salaminya (maklum biasa ketemu Sarimi eh..disini ada salami, bingung deh..). Kata teman saya itu, salami aman kok, aku juga biasa makan. Berbekal jawaban dari teman saya itu jadilah menu makan siang saya sandwich rasa pizza yang ada salaminya.

Setelah makan kok rasanya hati saya enggak tenang ya? Saya masih kepikiran salami yang tadi saya makan, saya ragu sekali apakah halal atau tidak? Sorenya saya coba google apa itu salami. Astagfirullah al’adzim...ternyata salah satu kandungan salami adalah pork. Pantesan, hati ini tidak tenang, segera saya mohon ampun kepada Allah.

Kejadian kedua, terjadi beberapa bulan kemudian. Masih ditempat yang sama, saya memesan dua sandwich untuk saya dan suami. Sebenarnya ada menu lain yang “aman” seperti sandwich tuna, veggie, dan seafood.  Tidak tau kenapa siang itu saya ingin sekali mencoba rasa lain dan dengan PD-nya saya pesan “sub foot long with ham, please...” Saat itu yang ada di kepala saya adalah ham sama dengan daging sapi. Sebelum makan, suami saya tanya, “ini daging apa?” dengan santainya saya jawab, “tenang aja pah bukan bacon..ini halal kok, udah makan aja.” Entahlah saya kemasukan setan apa waktu itu, saya sampai yakin sekali kalau itu bukan bacon atau pork.

Beberapa hari kemudian, saya nebeng mobil teman, dalam perjalanan kami ngobrol ngalor ngidul sampai akhirnya saya cerita kalau ada resto fast food buka cabang baru di kampus (sebelumnya cuma ada di mall atau sekitar city). “Aku udah nyobain mas semua menunya kaya veggie, tuna dan seafood, tapi sempet kecolongan makan salami terus kemarin aku nyobain yang ham”. “Hah, kamu nggak salah makan? Ham itu kan bikinnya dari pork” jawab teman saya itu. “Ah..masa sih mas..bukannya ham itu olahan daging sapi?” (saya masih yakin kalau itu daging sapi). “Ya enggak lah...jelas-jelas itu pork dan haram tau…”. Astagfirullah al’adzim..berarti saya makan makanan haram lagi donk.. (duh langsung kebayang wajah suami saya) dosanya dobel donk..soalnya saya bilang sama suami, “udah makan aja..nggak usah tanya-tanya, ini halal kok..”. Saya langsung terdiam dan lemas, dalam hati memohon ampunan dari Allah. Sampai di rumah saya juga minta maaf sama suami karena waktu itu suami saya sudah mengingatkan tapi saya bersikeras dengan pendapat saya.

Sejak saat itu (hampir 5 bulan yang lalu) hingga saat ini saya trauma beli makan di luar, khususnya di resto fast food yang satu itu. Saya lebih berhati-hati lagi, hanya membeli makanan di restoran yang berlabel halal (biasanya resto orang Turki), setiap belanja saya selalu memperhatikan ingredients produk makanan yang saya beli dan pastinya selalu membeli produk daging dan ayam di toko daging halal.

Begitulah pengakuan dosa saya, gara-gara kebodohan dan kecerobohan saya yang tidak tahu arti kata salami dan ham, saya terlanjur mengkonsumsi makanan yang tidak halal. Cukup dua kali, semoga Allah mengampuni kesalahan saya. Semoga tidak akan pernah lagi ada makanan haram yang masuk ke tubuh saya dan keluarga saya, baik yang diharamkan secara wujudnya maupun yang diharamkan dengan cara mendapatkannya. Amin ya Rabbal alamin…

Menzies, 28 Agustus 2010.

"Mohon maaf bagi yang kurang berkenan"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun