Bang, aku ini tak tahu politik yang katanya licik itu
Aku ngga ngerti ada intrik apa sebenarnya yang bermain di belakangmu itu
Yang aku tahu, kau itu penipu Bang,seorang koruptor
Sekalipun kau ikut membantu menangkap “paus-paus” itu
Tapi, yang aku tahu kau tetap penipu
Entah kau kemanakan uang kami
Ke Balikah? Kau enak Bang sudah kemana-mana
Bali, Singapura, dan entah ke tempat mana lagi yang mungkin tak ku tahu namanya
Sedang kami, melihat ibukota pun belum!!
Abang
Tidakkah kau ingat
Dulu sekali saat kau duduk di bangku sekolahan
Tidakkah kau hiraukan penjelasan gurumu
Tentang akhlak, moral, etika dan budi luhur yang diagungkan?
Atau tidakkah kau diajari tentang itu?
Tidakkah kau tahu bahwa Tuhan melihatmu
Melihatku
Melihat kita semua
Tidakkah kau tahu Dia Yang Maha Melihat?
Dia Yang Maha Mengetahui
Atau jangan-jangan kau tidur Bang waktu guru agamamu mengajar dulu..
Bang..
Aku tahu kau tak kenal diriku
Tapi jangan salah Bang, bukan Cuma aku tapi semua orang Indonesia tahu siapa dirimu Bang
Maklum, sekarang kan lagi musim artis dadakan
Orang biasa mendadak beken
Bang..
Bagaimana bisa kami menyebutmu orang baik-baik, orang jujur?
Bagaimana mungkin kami percaya Bang?
Sedang kau sendiri pun awalnya takmengakui plesiran illegal mu itu
Takkah kau merasa bersalah telah menyakiti hati dua ratus lima puluh juta orang?
Cobalah kau tengok sebentar saudaramu yang miskin, kere tak punya apa-apa
Tidakkah kau tahu itu Bang?
Aku yakin kau masih punya hati nurani
Masih punya rasa cinta kasih
Rasa peduli terhadap sesama
Ataukah hatimu sudah kau tutup untuk itu?
Sudahlah Bang, katakan saja yang sesungguhnya
Tak usahlah kau bebani dirimu dengan kebohongan yang tak terselesaikan
Tahukah kau Bang, di Negeri Abadi sana kau, aku, kita semua
Akan diadili oleh Hakim Yang Paling Adil?
Hakim yang tak doyan uang, sogokan atau apapun
Apalagi uang hasil korupsi
Tak sudi Dia Bang
Hartamu takkan berguna di hadapan-Nya Bang
Karena Dia jauh lebih kaya dari orang paling kaya sekalipun
Jangan kau bandingkan Hakim Teragung itu dengan hakim di pengadilanmu Bang
Jangan kau samakan dengan hakim korban rayuan gombalmu Bang..
Ayolah Bang..
Katakan yang paling jujur dari lubuk hatimu
Aku yakin, masih ada jejak-jejak kebaikan di lubuk hatimu sana Bang
Aku yakin Hakim Agung itu akan tetap memberi imbalan atas kebaikanmu itu
Aku beri kau pilihan Bang
Kau mau mengaku di pengadilan sana
Atau kau akui semuanya di dunia ini
Saat ini juga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H