Mohon tunggu...
Addin Prasetyo
Addin Prasetyo Mohon Tunggu... Desainer - Jarang nulis, sekali nulis jarang berhenti

menjadi mata air bagi lingkungan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Nongki Pakai Masker, Emang Nyaman?

28 Juni 2020   11:20 Diperbarui: 28 Juni 2020   11:30 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Berbulan bulan lamanya kita dihadapkan dengan situasi yang memaksa kita untuk terus berada dirumah. Hal itu dilakukan untuk mencegah penyebaran virus corona yang bisa menular melalui perantara manusia ke manusia. 

Peraturan ini sudah digaungkan sejak sekitaran awal tahun 2020 oleh World Health Organization atau WHO. Semenjak peraturan tersebut diumumkan, semua negara di seluruh dunia juga diharuskan untuk menaati aturan dari WHO tersebut termasuk negara kita Indonesia. 

Pemerintah Indonesia yang terkesan gagap dalam mengatasi pandemi ini menyebabkan sebagian besar masyarakat Indonesia menyepelekan, mengabaikan, dan bahkan menolak dengan keras semua anjuran dan peraturan yang sudah ditetapkan. Karena disetiap akibat pasti ada sebabnya, perilaku baik buruknya masyarakat juga disebabkan oleh berkurangnya tingkat kepercayaan terhadap pemerintah.

Bekerja, bermain, dan belajar dari rumah dalam waktu singkat mungkin masih bisa dilakukan oleh banyak orang, tapi ketika sudah berhari hari bahkan berbulan bulan akan banyak orang yang mulai tidak betah dan memberanikan diri untuk keluar rumah. Terlalu lama dirumah memang tidak baik bagi kejiwaan seseorang, itu disebabkan karena suatu hal yang tidak biasa dikerjakan dirumah akan sulit jika tidak dibiasakan secara perlahan. Akibatnya akan muncul rasa bosan, depresi, dan menjadi malas. 

Nongki adalah kegiatan yang banyak digemari baik anak muda maupun dewasa. Tak jarang banyak orang menghabiskan waktu berjam-jam untuk berbincang bincang sambil meminum kopi dengan teman temannya. 

Bagi mereka ini merupakan suatu kegiatan yang bisa memulihkan energi mereka setelah seharian bekerja, mengisi waktu luang mereka, dan mengatasi bosan ketika terlalu lama dirumah. 

Akan tetapi, ada hal yang harus diperhatikan apabila ingin nongki disaat pandemi ini, yaitu harus tetap menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker, cuci tangan sebelum dan sesudah berkumpul, menjaga jarak dengan orang lain minimal 1 meter, dll. 

Pada awal awal kasus covid-19 ini, WHO menganjurkan masker hanya digunakan untuk para medis dan orang yang sakit saja. Akan tetapi, semakin lama WHO pun merubah kebijakan tersebut menjadi maker harus digunakan oleh semua orang baik tim medis, yang sakit, maupun yang sehat. Tentu saja ada kriteria masker yang boleh digunakan, untuk tim medis dan orang yang sakit boleh menggunakan masker bedah dan masker N95 serta untuk orang sehat hanya boleh menggunakan masker biasa atau masker kain 1-3 lapis. 

Menurut penelitianyang dilakukan Roman Wolfel dan koleganya yang diterbitkan pada jurnal Nature, fokus harus dilakukan untuk menghentikan penyebaran tetesan. Sebab, virus corona ini utamanya menyebar melalui tetesan kecil dari salifa saat orang yang terinfeksi berbicara. 

Tetesan tetesan tersebut mungkin tidak terlihat tetapi sebenarnya ada. Tetesan tersebut diklaim dapat menyebar hingga 6 kaki atau sekitar 1,6 meter. penelitian yang didukung oleh ahli virus pemenang nobel Harold Varmus menyebutkan, menempatkan lapisan kain di depan wajah seseorang akan menghentikan 99 persen dari tetesan. 

Sementara penelitian dari University of Hong Kong dan University of Maryland menemukan bahwa masker sederhana menghalangi 100 persen tetesan dan aerosol. 

The Guardian menyebutkan, negara negara yang menerapkan menggunakan masker apabila keluar rumah memiliki tingkat kematian yang rendah dibandingkan negara negara yang tidak menerapkan itu sebelumnya. Namun, tantangan terbesar dari hal ini adalah penggunaan masker hanya dapat bekerja dengan baik apabila itu diterapkan secara jamaah atau bersama sama. 

Analisis dari Food and Drug Administration (FDA) tentang flu memperkirakan bahwa jika 50 persen populasi menggunakan masker, maka penularan virus juga akan berkurang sebanyak setengahnya. Dan apabila 80 persen populasi mau menggunakan masker, maka penularan virus berpeluang besar untuk hilang. 

Dalam menggunakan masker juga harus memperhatikan cara penggunaannya agar efektif dan benar. Melangsir dari Washington Post, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. 

1.Setiap orang diharuskan untuk memiliki masker sendiri sendiri walaupun dalam satu keluarga. 

2.Masker yang digunakan harus menutup dari atas hidung sampai bawah mulut. 

3.Cuci masker setelah digunakan. 

4.Tempatkan masker ditempat yang bersih dan khusus.

 5.Cuci tangan setelah menyentuh masker. 

Nongki menggunakan masker bagi sebagian orang mungkin merasa tidak nyaman karena biasanya suara yang mereka keluarkan tidak jelas ketika ditutupi masker, bernafas mereka kurang leluasa, dan bahkan mereka kesulitan dalam menggerakkan bibir dalam pembicaraan mereka. 

Tidak memakai masker saat nongki malah akan membuat penyebaran virus menjadi lebih besar, seperti yang dijelaskan tadi bahwa tetesan tetesan kecil yang dikeluarkan dari mulut saat bicaralah sumber utama penularan virus dari manusia ke manusia. 

Mau tidak mau haruslah tetap dilakukan demi menjaga diri kita dan orang lain. Memang ketika belum terbiasa akan merasa kesulitan, namun semakin lama juga akan terbiasa dan menjadikan perilaku ini sebagai salah satu bentuk new normal. 

Setelah menggunakan masker tidak menjadikan kita melupakan dan mengabaikan protokol protokol lainnya seperti mencuci tangan dengan sabun, menerapkan social distancing, dan work from home. Semua harus dilakukan secara bersamaan dan tetap terus dilakukan sampai wabah ini benar benar dinyatakan berhenti. Semoga kita tetap diberi kesaabaran dan kekuatan dalam menghadapi pandemi ini. 

Addin Prasetyo, Ilmu Komunikasi, Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun