"Cinta itu hakikatnya suci, dia adalah anugerah langsung dari yang Maha Cinta, yg datangnya tak mungkin dapat dihindari oleh siapa saja. Yang membuat berdosa itu sebenarnya adalah hawa nafsu. Jadi pisahkan itu.... "
"Seseorang yg sudah beristri/bersuami pun boleh jatuh cinta pada siapapun juga di dunia ini. Namun ia menjadi berdosa tatkala mewujudkan cintanya dalam bentuk penyimpangan. Maka Cinta yg demikian hanya boleh tersimpan dalam hati saja, tak boleh dinampakkan..." kata Rama menjelaskan
"Kalau Cinta Kenapa dulu dia engkau lepaskan, kenapa tidak engkau perjuangkan?" Tanya Adit
"Yang orang orang katakan tentang berjuang sejatinya bukanlah berjuang, itu hanyalah kata kata bohong.... yang mereka sebut-sebut sebagai berjuang itu isi sejatinya hanyalah pamrih mengharapkan imbal balik, ingin memiliki, mengharapkan balasan...hanya saja dibungkus dengan kata kata berjuang... apa apaan...!!!... " Rama menjelaskan
"Cinta itu berlandaskan ketulusan, bukan pamrih atau imbal balik" lanjut Rama
"Kenapa dia dulu aku lepaskan? Karena itu yang dia mau, aku hanya menuruti apa maunya. Karena aku melihat dia masih cinta dengan laki laki lain. Sebagai seorang lelaki aku tidak boleh egois, hanya menuruti keinginanku sendiri, bagiku yang terpenting adalah kebahagiaannya, meskipun dia bahagianya bersama orang lain. Itulah cinta sejati.... tidak terbelenggu oleh nafsu ingin memiliki...." Rama terus melanjutkan seperti orang yg sedang kerasukan roh Cinta
"Meskipun jujur rasanya sangat sakit sekali," kata Rama memelankan suaranya, dan dia terus melanjutkan pidato cintanya
 "Tetapi aku tak boleh menyimpan dendam dan benci, harus ikhlas menerimanya sebagai kenyataan hidup..."
"Rasa benci, marah, cemburu dalam suatu hubungan itu sesuatu yg biasa, namun kekuatanmu mestilah mampu melampaui rasa sakit itu.... "
"Umpama seorang yang melahirkan, engkau mesti mampu melampaui rasa sakit itu, atau engkau mati bersama rasa sakit itu" kata Rama mengakhiri pidato cintanya dengan satu tetesan lembut air mata mengalir di pipinya yang langsung dia usap....
Adit menggelengkan kepalanya pelan, terharu mendengar pidato cinta yang tak biasa dari sang Rama yang sepertinya benar benar telah kerasukan Cinta yang murni... Adit menepuk pundak Rama sebagai isyarat tanda kepedulian sebagai seorang sahabat