Sahabatku berkata bahwa dia bersedih karena selama ini cintanya selalu ditolak.
Dia berkata bahwa padahal dia selalu berjuang untuk membahagiakan si wanita yang disukainya itu.Â
Dia berkata bahwa dia selalu memberinya hadiah, mengajak jalan, dan bahkan selalu memberi perhatian melalui pesan Whatsapp di telepon genggam miliknya.
 Apa yang si wanita itu minta selalu diturutinya. Tetapi ketika tiba waktunya dia 'menembak' menyatakan cintanya dan ingin berkomitmen menuju ke jenjang yang lebih serius, selalu penolakan demi penolakan yang diterimanya. Perjuangan dan pengorbanan yang diberikan seperti sia-sia tak berarti.
Dia bertanya: "Kenapa cintaku tak pernah terbalas? Menurutmu Apa itu cinta?"
"Begini kawan, cinta itu harus tulus dan apa adanya. Bahagiakan saja dirinya, dan selesai itu urusan." Jawabku
"Selesai bagaimana?" Sanggahnya
"Aku sudah berjuang sekuat tenaga untuk membuatnya bahagia dan kau sendiri tahu apa balasannya? P E N O L A K A N !" Terusnya
"Nah itu dia, cintamu itu transaksional. Itu bukan cinta namanya. Itu dagang."
Cinta itu tidak butuh yang namanya balasan. Cinta itu bersifat satu arah. Bahagiakan saja dia bagaimanapun caranya, bahkan jika meninggalkan bisa membuat dia bahagia, maka Tinggalkanlah !"
"Cinta itu saat hatimu bahagia ketika melihat dia bahagia, bahkan disaat dia telah bersama orang lain."