Serangan terhadap PM Malaysia, Najib Razak, kian meningkat. Beberapa waktu lalu Wall Street Journal (WSJ) menurunkan artikel tentang kekayaan salah seorang putra sang PM, Riza Aziz.
Yang menarik, media internasional tersebut coba membingkainya menjadi berita bahwa harta yang dimiliki anak tiri PM Najib itu ada kaitannya dengan persoalan dana siluman di 1Malaysia Development Bhd (1MDB). Beberapa jenis harta Riza yang digambarkan WSJ adalah kepemilikan atas kondominium di wilayah prestisius di New York seharga US$ 33,5 juta dan rumah mewah di Beverly Hills dengan nilai beli US$ 17,5 juta.
WSJ juga mengungkapkan, peneliti independen global yang dipakai oleh media itu berhasil melacak bahwa uang untuk membeli properti mahal tersebut merupakan bagian dari dana investasi sebesar US$ 238 juta yang ditransfer ke Red Granite Capital, perusahaan offshoreyang dimiliki sepenuhnya Riza, dan Aabar Investments PJS Ltd. Keduanya terdaftar di British Virgin Island (BVI).
Sebagaimana diketahui, perusahaan investasi ini menjadi salah satu pemegang saham perusahaan film Hollywood, Red Granite Pictures. Perusahaan film ini sukses meraup untung ratusan juta dolar AS dari film The Wolf of Wall Street yang dibintangi Leonardo Di Caprio, beberapa waktu lalu.
Yang menjadi pertanyaan publik berdasar laporan WSJ, hubungan antara perusahaan offshore Riza dan 1MDB adalah bahwa ada dua transaksi transfer dana yang berlangsung pada hari yang sama. Satu melibatkan Red Granite sebagai penerima dengan jumlah uang US$ 60 juta, yang lain transfer uang dari 1MDB ke Aabar Investment di BVI senilai US$ 790.000. Dicurigai, dana ke Aabar adalah uang jaminan transfer puluhan juta dolar Red Granite Capital.
Menariknya, WSJ belum bisa membuktikan ada hubungan langsung antara transfer dana US$ 60 juta dan US$ 790.000. Inilah yang dipertanyakan pihak penyidik.
Sebelum kasus Riza, salah satu putra perdana menteri, Mohd Nazifuddin Mohd Najib, juga “terbeli” kasus keuangan. Ketika itu Nazifuddin ada di antara daftar nama klien sebuah firma hukum yang berbasis Panama. Skandal yang ramai disebut sebagai “Panama Papers”.
Menurut dokumen yang bocor itu, Nazifuddin menjadi direktur di dua perusahaan offshore yang berbasis di British Virgin Islands (BVI), yaitu Jay Marriot International dan PCJ International Venture Limited. Namun, sampai sekarang tidak ditemukan kesalahan ataupun pelanggaran hukum yang melibatkan Nazifuddin dan perusahaan offshore-nya.
Nazifuddin dikenal publik Malaysia sebagai salah satu pemilik Harvest Court Industries yang bergerak di bidang real estate, properti, perdagangan, dan manufaktur.
Kekayaan Anak Mahathir
Lawan politik PM Najib, Dr Mahathir Mohamad, juga pernah mengalaminya. Ketika itu dua dari empat putra Tun Mahathir ditengarai mendapatkan kekayaan luar biasa di luar kewajaran.