Mohon tunggu...
Politik Pilihan

Cara PM Najib Meliuk dari Ancaman Islam Garis Keras

18 Juni 2016   06:02 Diperbarui: 18 Juni 2016   09:26 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Awal Maret lalu, Ahmad Zahid Hamidi, Wakil Perdana Menteri yang juga Menteri Dalam Negeri Malaysia, mengungkapkan berita mengejutkan. Kepada media, Ahmad Zahid mengatakan, sekelompok anggota ISIS berencana menculik tokoh penting Malaysia, termasuk Perdana Menteri (PM) Najib Razak dan beberapa menteri seniornya.

Dilaporkan otoritas keamanan Malaysia, rencana itu terungkap berdasar tertangkapnya 13 anggota Daesh (nama Arab untuk ISIS) pada 30 Januari 2015. Tidak hanya itu, ISIS juga merencanakan serangan teror di Ibu Kota pemerintahan Malaysia, Putrajaya, Kedah, hingga Kuala Lumpur.

Untuk serangan-serangan itu, sejumlah bahan peledak telah disiapkan dan juga diuji coba. Dari penyelidikan lebih lanjut, aksi itu dilakukan atas perintah jaringan ISIS di Suriah. Serangan direncanakan berlangsung antara September 2014 hingga Mei 2015.

Menariknya, pengungkapan ini waktunya berdekatan dengan pidato PM Najib yang berisi peringatan kepada masyarakat Malaysia bahwa kelompok radikal ISIS merupakan ancaman sangat nyata bagi negara.

Sayap ISIS di ASEAN

Sebagaimana diketahui, ketika itu pidato PM Najib muncul hanya berselang beberapa jam setelah munculnya video mengenai sayap ISIS cabang Asia Tenggara, yang mengancam akan melancarkan serangan di Malaysia karena telah menangkap para pendukungnya. Kepolisian Malaysia menyatakan, video yang diyakini menampilkan anggota kelompok militan Katibah Nusantara dengan logo ISIS, merupakan video pertama yang muncul dari ISIS di Malaysia.

Sontak mayoritas publik Malaysia pun menyampaikan pujian kepada sang PM. Menurut mereka, apa yang disampaikan PM Najib kepada publik dan kebijakan keamanan mengantisipasi gerakan ISIS sudah tepat.

Apakah pujian itu relevan? Tengok situasi politik terkini di Malaysia.

Walaupun perkembangan Islam Malaysia terkini didominasi kelompok konvensional, pemerintahan PM Najib tetap memberi ruang kepada mereka untuk menyuarakan aspirasi. Ia berhasil mengakomodasi kelompok Islam yang kian bersuara keras, tetapi tidak memberi ruang bagi pengacau keamanan yang mengatasnamakan agama seperti ISIS. Ini mengapa publik Malaysia pun menyematkan pujian kepadanya.

Sayangnya, walaupun layak dipuji, sikap PM Najib tersebut ternyata bertentangan dengan beberapa pihak di Malaysia. Salah satunya adalah putri sulung Tun Mahathir Mohammad, Marina.

Publik Malaysia kadung mengenal Marina Mahathir adalah penentang keras para pemeluk Islam konvensional di Malaysia. Marina pernah mengkritik pemerintahan PM Najib, dengan mengatakan bahwa saat ini Malaysia menjalankan budaya Islam yang terlalu berkultur Arab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun