Bagi penikmat film kepuasan biasanya diukur dari jalan cerita, pen visualisasian, dan ending yang memuaskan, sehingga setelah menonton kita mendapatkan kesan menyenangkan dari sebuah film yang disaksikan. Tapi biasanya kalau yang ditonton adalah film yang bersambung, terdapat kenikmatan, rasa penasaran tersendiri untuk menantikan kisah cerita selanjutnya. Kepuasan seperti itulah yang ingin saya dapatkan saat menyaksikan perkembangan kasus Century. Mungkin terlalu berlebihan menyamakan kisah nyata dengan kisah rekaan di film, tapi tetap ada kemiripan, yaitu ingin mendapatkan kepuasan di ending cerita tersebut.
Menyaksikan tayangan TV dengan program yang berating tinggi pada 2 Maret 2010, “Grand Final Kasus Century” yang disiarkan langsung dari gedung DPR Jakarta. Tayangan yang menyita perhatian jutaan masyarakat Indonesia, tapi kok jadi tidak seperti yang diharapkan tontonanya ?. Malah mirip film action, banyak berantemnya. Di luar gedung ribut, di dalam gedung juga ribut, yang nonton juga ribut. “ihhh gemes banget liat tuh orang seenaknya aja main palu” mengutip kekesalan teman kerja saya yang menyaksikan sidang paripurna hari pertama. Sekilas perkembangan kasus ini seperti mega sinetron yang berseri. Memiliki candu drama yang kuat, adiktif yang berujung kekesalan karena belum dapat memuaskan di akhir cerita. Seperti kalau di film, sebelum banditnya (tokoh antagonis) belum mendapatkan balasan (masuk penjara, atau mati diakhir cerita) rasanya film itu belum selesai dan memuaskan.
Membaca berita 2 Maret 2010. “Sebagian besar massa pendemo di depan Gedung DPR mengaku dibayar Rp 25 ribu”. Berita ini membuat satu episode baru, dimana plot yang berbeda dengan alur yang sama. Rentetan cerita realita yang mungkin bisa saja akhirnya tidak memuaskan. Kalau saya pribadi ingin akhir yang memuaskan. Saya ingin pembayar pendemo ini di usut dan apabila melanggar hukum langsung dihukum, baru saya akan puas. Apalagi ada wanita hamil 5 bulan yang dikerahkan untuk ikut berdemo. Padahal jelas anak-anak dan wanita hamil dilarang untuk ikut demo. “Ihh gemes pengen banget rasanya orang yang ngirim pendemo ini ditangkep..ihh” tanggapan seorang teman kerja saya setelah baca berita “Demonstran Hamil”. Tapi kapan pembayar ini ketangkap?. Nantikan episode selanjutnya.
Episode pasca sidang paripurna kasus Century ini saya kasih judul “Yang Setia dapat Hadiah”. Partai koalisi yang setia akan diprioritaskan untuk ditambah jatah menterinya. “eh..apa apaan nih ? masa menteri itu jadi "kado" untuk yang setia?. Bukannya menteri itu adalah orang yang professional dibidangnya yang dipilih untuk ngurusin Negara?” omelan teman saya waktu sebelum Jumatan.
Mega cerita Century yang kita saksikan selama ini bisa jadi telah membius kita, tapi apakah dampaknya untuk kita secara langsung kalau kita mengikuti cerita ini? Gak nambah kaya kan?, atau kepuasan?, kepuasan karena sebuah skandal besar telah terungkap. Kepuasan karena orang-orang yang membuat negeri ini terbengkalai akibat lebih mementingkan urusan partai, hampir kena batunya?. Akhir cerita yang memuaskan pasti selalu ditunggu, yang jahat akhirnya dikalahkan oleh yang baik. Semoga.
Salam Newbie,
NB : tulisan ini hanya dari pandangan dan harapan pribadi penulis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H