Mohon tunggu...
Yadie Aday
Yadie Aday Mohon Tunggu... PNS -

Seorang pembaca budiman. Pengen jadi penulis yang baik dan benar.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Belum bisa Memuaskan, Tapi Bikin Gemes Aja

5 Maret 2010   07:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:36 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi penikmat film kepuasan biasanya diukur dari jalan cerita, pen visualisasian, dan ending yang memuaskan, sehingga setelah menonton kita mendapatkan kesan menyenangkan dari sebuah film yang disaksikan. Tapi biasanya kalau yang ditonton adalah film yang bersambung, terdapat kenikmatan, rasa penasaran tersendiri untuk menantikan kisah cerita selanjutnya. Kepuasan seperti itulah yang ingin saya dapatkan saat menyaksikan perkembangan kasus Century. Mungkin terlalu berlebihan menyamakan kisah nyata dengan kisah rekaan di film, tapi tetap ada kemiripan, yaitu ingin mendapatkan kepuasan di ending cerita tersebut.

Menyaksikan tayangan TV dengan program yang berating tinggi pada 2 Maret 2010, “Grand Final Kasus Century” yang disiarkan langsung dari gedung DPR Jakarta. Tayangan yang menyita perhatian jutaan masyarakat Indonesia, tapi kok jadi tidak seperti yang diharapkan tontonanya ?. Malah mirip film action, banyak berantemnya. Di luar gedung ribut, di dalam gedung juga ribut, yang nonton juga ribut. “ihhh gemes banget liat tuh orang seenaknya aja main palu” mengutip kekesalan teman kerja saya yang menyaksikan sidang paripurna hari pertama. Sekilas perkembangan kasus ini seperti mega sinetron yang berseri. Memiliki candu drama yang kuat, adiktif yang berujung kekesalan karena belum dapat memuaskan di akhir cerita. Seperti kalau di film, sebelum banditnya (tokoh antagonis) belum mendapatkan balasan (masuk penjara, atau mati diakhir cerita) rasanya film itu belum selesai dan memuaskan.

Membaca berita 2 Maret 2010. “Sebagian besar massa pendemo di depan Gedung DPR mengaku dibayar Rp 25 ribu”. Berita ini membuat satu episode baru, dimana plot yang berbeda dengan alur yang sama. Rentetan cerita realita yang mungkin bisa saja akhirnya tidak memuaskan. Kalau saya pribadi ingin akhir yang memuaskan. Saya ingin pembayar pendemo ini di usut dan apabila melanggar hukum langsung dihukum, baru saya akan puas. Apalagi ada wanita hamil 5 bulan yang dikerahkan untuk ikut berdemo. Padahal jelas anak-anak dan wanita hamil dilarang untuk ikut demo. “Ihh gemes pengen banget rasanya orang yang ngirim pendemo ini ditangkep..ihh” tanggapan seorang teman kerja saya setelah baca berita “Demonstran Hamil”. Tapi kapan pembayar ini ketangkap?. Nantikan episode selanjutnya.

Episode pasca sidang paripurna kasus Century ini saya kasih judul “Yang Setia dapat Hadiah”. Partai koalisi yang setia akan diprioritaskan untuk ditambah jatah menterinya. “eh..apa apaan nih ? masa menteri itu jadi "kado" untuk yang setia?. Bukannya menteri itu adalah orang yang professional dibidangnya yang dipilih untuk ngurusin Negara?” omelan teman saya waktu sebelum Jumatan.

Mega cerita Century yang kita saksikan selama ini bisa jadi telah membius kita, tapi apakah dampaknya untuk kita secara langsung kalau kita mengikuti cerita ini? Gak nambah kaya kan?, atau kepuasan?, kepuasan karena sebuah skandal besar telah terungkap. Kepuasan karena orang-orang yang membuat negeri ini terbengkalai akibat lebih mementingkan urusan partai, hampir kena batunya?. Akhir cerita yang memuaskan pasti selalu ditunggu, yang jahat akhirnya dikalahkan oleh yang baik. Semoga.

Salam Newbie,

NB : tulisan ini hanya dari pandangan dan harapan pribadi penulis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun