Pernahkah kamu merasa menjadi musuh terberat bagi dirimu sendiri? Ketika masalah datang, mungkin kamu seringkali berkata "Seharusnya aku bisa lebih baik dari ini" atau bahkan menaruh stigma pada diri sendiri seperti "Aku bodoh karena aku melakukan kesalahan ini." Seringkali kita menuntut kesempurnaan dari diri sendiri dan menghukum diri apabila melakukan kesalahan. Padahal, sejatinya manusia adalah tempatnya berbuat salah dan tanpa kita sadari, sikap seperti itu membuat kita semakin terpuruk dan sulit untuk bangkit.Â
Sekarang, coba posisikan dirimu ketika mendengar teman kita mengalami hal yang sama. Respon yang mungkin akan kamu berikan yaitu, "Tidak apa-apa, kamu sudah melakukan hal yang terbaik", atau "Tidak apa-apa, manusiawi untuk berbuat salah." Mungkin, mudah bagi kita untuk berbelas kasih pada orang lain dalam masa-masa sulit. Namun, pernahkah tercetus di pikiranmu untuk belajar mengasihi diri sendiri di kala sulit selayaknya apa yang kamu lakukan terhadap orang lain?Â
Neff (2003) mencetuskan konsep self-compassion yang membahas tentang bagaimana seorang manusia memperlakukan dirinya selayaknya Ia memperlakukan orang lain di masa sulit. Konsep ini mencakup tiga hal, yaitu:
 1. Self-KindnessÂ
Ketika kita melakukan kesalahan, self-compassion mengajarkan kita untuk bersikap baik dan memberi pengertian kepada diri sendiri.Â
2. Common HumanityÂ
Menerima bahwa kesulitan dan kegagalan merupakan hal yang manusiawi. Semua orang pasti menghadapi tantangan dan ini bukan sesuatu yang perlu disembunyikan atau dihindari.
 3. MindfulnessÂ
Saat menghadapi situasi sulit, penting untuk menyadari perasaan yang sedang kita rasakan tanpa terlalu larut atau menghakimi. Ini berarti memberi ruang untuk merasakan emosi dengan penuh perhatian, namun tetap menjaga ketenangan dan keseimbangan dalam diri.Â
Penerapan Self-Compassion ini dapat diterapkan dengan beberapa cara, yaitu:Â
1. Ungkapkan Perasaanmu lewat JournalingÂ